Mohon tunggu...
Mercy
Mercy Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu dua anak remaja, penggiat homeschooling, berlatarbelakang Sarjana Komunikasi, Sarjana Hukum dan wartawan

Pengalaman manis tapi pahit, ikutan Fit and Proper Test di DPR.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

In the Middle of Demo Supir Taksi Jakarta

22 Maret 2016   16:41 Diperbarui: 22 Maret 2016   16:57 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seumur-umur baru kali ini saya terjebak demo, yang katanya demo damai, tetapi ternyata penuh amarah.  Sekitar pukul 8 saya dengan tenang masuk jalan tol Kelapa Gading menuju Polda Metro Jaya. Hari ini saya diundang seminar  Pendidikan Sains  di Gedung Kemdikbud Jl Sudirman Senayan Jakarta.

Dari Kelapa Gading jalan tol lancar, dan saya sudah bersorak, wow bisa cepet nih sampai ke tujuan. Ternyata begitu masuk belokan Cawang, eng ing eng, ratusan mobil dari arah tol Cikampek menuju Jakarta, sudah berada di jalan tol. Mulailah perjuangan mengarungi jalan tol super macet cet cet.  Dari Cawang menuju pintu Polda Metro Jl Gatot Subroto, asli 3 jam, 180 menit. Sekitar 3 km terjadi antrian puluhan mobil yang tujuannya mau keluar tol. Mulailah tampak taxi warna putih Express parkir (parkir loh) di jalan biasa lajur paling  kanan, dan puluhan supir taksi berkeliaran. 

Beberapa petugas polisi, lelaki perempuan, terlihat di antara para supir taksi. Hmmmm, bukannya ngatur lalu lintas nih polisi, malah berdiri aja di pinggir jalan biasa. Sekitar 50 meter di mulut pintu keluar Polda Metro Jaya, eh baru diinfo kalau pintu tol keluar, ditutup. Hadoooh kenapa nggak dari 1 km tadi sih?

In the middle of Demo Taxi

Selanjutnya saya terpaksa keluar dari pintu tol DPR MPR, padahal puncak demo supir taksi hari ini ada di kawasan itu. Saya ikutin aja deh.  Baru mikir gitu, lalu entah gimana, persis di belakang mobil saya, ada dua taksi warna biru yang dihentikan para supir taksi.  Saya katakan mereka supir taksi, karena jelas ada nametag para supir taksi yang berseragam. Mobil saya langsung disuruh segera pergi. "Ibu cepet cepet pergi, jangan di sini," begitu saya diteriakkan beberapa supir taksi lainnya yang ternyata sudah berdiri di tengah di jalan tol.

Hmmm, kemana nih petugas jalan tol?  Tarif tol naik melulu, tetapi kalau ada problem di jalan tol, petugasnya mana???

Kebetulan saya sempat merekam, bagaimana ganasnya para supir taksi ini. Mengerikan dan saya jadi mengerti jika di sosmed, banyak sekali kecaman dari Nitizen terhadap taksi berwarna biru ini. Memang terbukti, supir taksinya anarkis. Siapa lagi yang mau naik taksi yang supirnya anarkis.

Lalu entah gimana, tiba-tiba supir taksi yang tadinya berdiri tenang, berlarian dan berteriak, "itu uber, uber.  tahan, bakar." Saya berhenti dan menengok sejenak, dan sekitar 20an supir taksi sudah mengepung mobil yang dituduh supir uber.  Untungnya saya melihat ada polisi sendirian, yang menghalangi niat itu. Dan Puji Tuhan, supir yang dituduh Uber itu bisa lolos dan tancap gas.

Saya masih menyimpan rekaman langsung saat demo, saya mendenger ada kata-kata, bakar saja taksinya, tarik supirnya. 

Bahkan saya melihat, penumpang Silver Bird (blue bird yang mahal) diturunkan di jalan tol, karena supir taksi dipaksa untuk ikut demo. Kasihan juga penumpang taksi tersebut, karena mau tidak mau, dia mengaku akan telepon Uber untuk menjemput dia. "Karena saya tidak mungkin setop taksi di jalan tol, lagipula supir taksi semua diwajibkan demo," begitu ucap sang penumpang yang baru saja diturunkan oleh pengemudi taksi.

Muter-Muter dan Rugi BBM

Kembali ke perjalanan saya. Ternyata betul, sekalipun pintu tol depan Gedung DPR MPR dibuka, ternyata mobil tidak bisa kemana-mana. Mobil yang sudah berhasil keluar dari pintu tol, ternyata mandek karena sudah terkepung puluhan taksi yang parkir saenake dewe di sepanjang jalan gedung DPR MPR sampai ke Kementerian Kehutanan.

Saat mau keluar pintu tol DPR/MPR itu, ada bapak yang tidak berkostum apapun (bukan polisi, bukan petugas tol, bukan supir taksi) menyarankan saya keluar di pintu Slipi. Hah?  Slipi? Jauh banget ya. Saya cuma mau ke Kemdikbud, di Sudirman Senayan. Tapi melihat sikon akhirnya mau tak mau saya benar-benar berjalan-jalan mengitari Jakarta. 

Singkat cerita, harusnya saya sudah sampai di Seminar Kemdikbud sesuai undangan pk 9 pagi, malah sampai pukul 11.30. Dan saya cuma bisa menikmati seminar sekitar 30 menit. Untungnya, saya diberi kesempatan bertanya, jadi walau cuma 30 menit lumayan, saya bisa sampaikan pikiran saya.

Sikon di Polda Metro Jaya

Selepas seminar di Kemdikbud, saya keluar lewat Sudirman dan ups ternyata jalan Sudirman menuju Polda Metro, lenggang. Tapi sebaliknya, terjadi gerombolan supir motor berseragama hijau. Selintas saya perkirakan ada lima ratus motor berkumpul di jalan Sudirman dekat pintu keluar SCBD.

Nah ketika saya sampai di pintu satu Senayan, eh tiba-tiba diberhentikan polisi. Olala rombongan bajaj biru dan taksi warna putih berbaris. Dan saya diminta petugas polisi untuk menunggu. Ada sekitar 10 menit saya berhenti untuk membiarkan rombongan demo ini menguasai jalanan.

Saya menuju Polda Metro Jaya untuk urus BPKB. Saya berharap, karena sikon yang tidak kondusif ini, antrian orang yang urus administrasi mobil motor di Polda, tidak banyak.Memang, kalau dibanding hari biasa, hari ini pengurusan di Polda Metro Jaya lumayan sepi. Tapi tetap banyak. Minimal nomor antrian sudah sampai ke 600an. Ya sudah, saya tunggu. Sekitar 10 menit akhirnya giliran saya. Dan buru-buru saya pulang ke arah Kelapa Gading.  Jalan tol menuju Kelapa Gading, lancar. Sementara arah sebaliknya, padat merayap. Konon demo akan berlangsung sampai Pukul 18. Semoga semua pihak bisa menahan diri sehingga tidak perlu ada kejadian yang tidak perlu. 

Beginilah kisah saya di hari ini 22 Maret 2016. Walaupun harus berjibaku di jalanan, saya tetap katakan I love Jakarta. 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun