Kalau harus menunggu waktu pendidikan berdasar kelompok umur, maka Andre dan Christie harus menunggu usia 18 tahun untuk bisa belajar programmer computer dan di usia 24 tahun baru ikut kompetisi.
Â
8. Homeschooling tidak diakui pemerintah (Salah banget. Bahkan Tahun 2015 ini, Pemerintah  lewat Kemdikbud langsung membuka Direktorat Keayahbundaan, yang meunjukkan makin pentingnya peranan orangtua bagi pendidikan anak-anaknya).
Undang Undang Sistem Pendidikan Indonesia malah menjamin anak-anak Indonesia bisa ke luar masuk sekolah formal dengan model multiple entry dan exit. Dan percayalah, saya sudah membuktikannya. Selain itu, Kemdikbud mendukung pilihan homeschooling penuh atau homeschooling paruh waktu, yakni anak bisa sekolah formal sekaligus homeschooling sebagai sekolah partner.
9. Rumah harus memiliki fasilitas pembelajaran lengkap
Kalau ada bagus sekali, tetapi pengalaman saya, kita bisa melengkapi kekurangan fasilitas dengan kreatif. Misalnya belajar tata surya dengan mengunjungi Planetarium atau Peneropong bintang Boscha di Lembang, dengan biaya terjangkau Â
- Orang tua harus full time menjadi guru buat anak
Kenyataannya banyak sekali Single Parent yang harus pontang panting cari uang, tetapi tetap bisa meng-homeschooling-kan anak-anaknya.,
- Homeschooling hanya untuk anak berkebutuhan khusus
Bebeberapa lembaga memang khusus melayani anak-anak autis, down syndrome atau yang tidak bisa bersekolah formal karena keterbatasannya. Namun di MercySmart Homeschooling yagn bersekolah adalah anak-anak biasa, tetapi memilih mengisi waktu 24 jam tidak melulu belajar kurikulum dan terpaksa les ini itu untuk mengejar nilai. Sekolah harusnya fun, bukan beban.
Di-inspirasi dari tulisan Kresna Aditya di salah satu situs homeschooling.
Itulah Mitos tentang Homeschooling.
Mau tahu bagaimana realitas dan faktanya?