Setelah reda amarah kepada Para eksekutor Angeline yang mulai terkuak yakni keluarga angkat Angeline and the gang,  yang sempat saya sampaikan di acara Kompasiana TV di Kompas TV 3 Juni 2015, sekarang saya malah berpikir,  asal mula nasib buruk bocah perempuan 8 tahun itu adalah dari ayah dan bunda (kandung)nya.
Orangtua Kandung Sumber Bencana Angeline
Sorry to say, kalau memang tidak mampu secara ekonomi punya anak, ya, jangan bikin anak. Apalagi kalau baca kicauan di media massa dan sosial media, Â bahwa proses adopsi Angeline yang sembarangan, maka peranan orangtua kandungnya untuk menyengsarakan anaknya sangat jelas. Sadar dan nggak sadar, mereka seenaknya melepas bayi untuk dipelihara orang lain, yang tidak kenal jelas dan tidak tahu kepribadiannya.
Karena itu sikap ibu kandung Angeline yang marah marah, histeris, sampai pingsan, buat saya itu sikap yang (maaf) berlebihan, lebay. Sikap bapak kandung Angeline, Rosidik juga tidak kalah garangnya, menuntut ibu angkat untuk dihukum mati.
Dari perkembangan penyidikan dan penyelidikan polisi, mulai terendus adanya kasus warisan. Bahwa Angeline di usia 17 tahun nanti akan menerima minimal 40% warisan bapak angkatnya. Dan kalau si ibu angkat keburu meninggal, Angeline akan menerima warisan lebih banyak lagi. Sementara dua kakak tiri Angeline, cuma gigit jari.
Halooo Hamidah dan Rosidik kalian tahu diri dan introspeksi diri, nasib buruk Angeline itu sumbernya dari kalian sendiri. Kalian sudah "membuang" anak kandungmu  sejak usia 3 hari. Nggak perlu ngoceh menyesal sana menyesal sini. Selama 8 tahun itu, kalian ngapain aja? Apa yang sudah kalian lakukan untuk melindungi (paling tidak dari kejauhan) bocah cantik Angeline?
Saya baca kalau katanya kalian sempat beberapa kali datang menjenguk, tetapi dipersulit oleh ibu angkat. Nah itu harusnya tambah perduli dengan Angeline, karena sudah ada indikasi ada yang tidak beres. Jangan mentang-mentang dipersulit ortu angkat,  kalian pasrah saja. Kalian sadar sudah membahayakan Angeline, anak kandung kalian.
Terlepas dari alasan adanya perjanjian tidak boleh menengok anak sampai usia 18 tahun dll, harusnya orangtua Angeline cerdas dan tetap perduli pada anak kandungnya. Terlepas dari unsur sudah jadi kehendak Tuhan yang Maha Kuasa, saya berandai andai, jika Hamidah dan Rosidik sungguh sungguh mencintai Angeline, Â maka dengan segala cara bisa memantau kehidupan anaknya itu. Dan kemungkinan Angeline mengalami nasib buruk bisa terhindar.
Nah, kalau memang orangtua kandung Angeline itu bertanggungjawab dan perduli pada anaknya, sewajarnya dan semestinya mereka tetap pantau Angeline dari luar pagar rumah dan bila perlu memantau ke sekolahnya Angeline.
Atau di saat yang paling urgent, Rosidik dan Hamidah tahu saat si bapak angkat meninggal dunia. Rasanya sebagai orangtua kandung Angeline harus punya firasat bahwa ada urusan harta warisan dan sebagainya.
Jadi saya berpikir, ini pelajaran buat kita semua. Kalau sudah begini, jangan orangtua kandung Angeline merasa dia benar 1000% dan tidak punya peranan dalam membuat Angeline sengsara.