Sesuai undangan, belasan Kompasianer ngumpul untuk belajar make-up alias merias diri sendiri dalam Beauty Class bersama pakar make-up Paula Meliana. Kompasianer yang hadir mulai dari usia 15 tahun sampai lebih dari 40. (Ingat dong, Life begins fourty, hm hm)
Kalau dilihat selintas, kebanyakan yang diundang adalah Kompasianer yang berusia muda, segar-segar, dan cantik-cantik. Namun, Kompasianer Senior antara lain Ernawati Siregar, Nunung Suryani, Elisa Koraag, Esta Adiprabudi juga hadir. Bahkan Kompasianer senior itu terlihat lebih pede dari yang muda, mungkin karena sentuhan enerji dari Paula (38) yang punya slogan, I am beautiful.
Pertama kali saya melihat langsung sosok Paula Meliana, sekitar setengah jam menjelang acara Beautifull Class Jumat 19/9, ketika berpapasan di Gramedia, Gedung Kompas Gramedia Palmerah Barat. Saya mendengar perempuan energik ini meminta para asistennya, tunggu sebentar ya, saya mau beli buku dulu.
Wah, saya terkesan, karena di image saya, perempuan di dunia tebar pesona tidak suka membaca buku. Sementara P aula bahkan tidak sekadar hobi membaca, tetapi ia menulis buku yang best seller. Buku Paula berjudul I am a Fashion Designer yang pertama kali terbit 2012 ternyata sudah berkali-kali naik cetak.
Perempuan yang sejak kecil akrab di dunia fashion dan kecantikan itu memang beruntung karena sang ibu, Eva Bun yang kondang dengan gaun pengantin internasional, mendukungnya. Paula yang awalnya belajar desain interior akhirnya memilih belajar formal di Fashion Institute of Design and Merchandising, Los Angeles. Selepas itu, ia terus belajar berbagai make up, ala Korea, Jepang, Eropa dan seterusnya. Jadi secara formal maupun informal, kapasitas Paula sebagai "tukang make up" tidak diragukan lagi.
Selain make up, ternyata pemimpin di Eva Bun Wedding Gallery ini pernah mendesain khusus gaun Miss Universe dan pembicara tamu di berbagai universitas di Jakarta.
Paula’s Advice Menggetarkan Jiwa
Dari buku I am a Fashion Designer, yang saya dapat langsung dari penulisnya, banyak hal yang menarik dan perlu dibaca oleh semua perempuan, dan juga para lelaki agar mengerti hakikat kecantikan. Saya kutip Paula’s advice: Siapapun bisa mewujudkan impiannya. Kuncinya, kamu tidak mensabotase diri dengan merasa tak mampu namun juga tidak berpuas diri dengan apa yang dimiliki saat ini. Fokuslah pada apa yang ingin kamu capai dan kualitas seperti apa yang ingin diwujudlkan nanti, bukan berpuas diri dengan kualitas yang dimiliki saat ini. Mau belajar untuk lebih baik lagi, itu prinsip utamanya.
Enerji positif dari ibu tiga anak itu menular ke semua peserta Beauty Class, termasuk saya. Sewaktu ada kesempatan bertanya, bagaimana menutupi kekurangan wajah, terutama karena faktor U (usia), jawaban Paula menggetarkan jiwa. Siapa yang bilang bahwa itu kekurangan? Cantik sebenarnya adalah pemikiran kita. Kalau kita sehat, bergembira, dan berpikir positif, maka kita adalah cantik. Sementara tentang berbagai faktor U yang membuat stres para perempuan, khususnya yang sudah menginjak usia 30 tahun, Paula lebih menekankan faktor perawatan kulit. Sepanjang kulit sehat, dengan cara membersihkan kulit, makan yang bergizi, istirahat, berolahraga yang cukup, dan selalu bersyukur pada Tuhan, maka wajah terlihat tetap cantik, tanpa perlu ketakutan faktor usia.
Enerji positif berikutnya yang ditawarkan Paula adalah filosofi Beauty Balance, bahwa kecantikan semestinya membawa keseimbangan bagi perempuan, dan menjadi cantik seutuhnya, yakni penampilan yang terjaga keindahannya dengan tepat. Praktek merias diri bukan sekadar mempercantik diri demi menarik perhatian lawan jenis saja. Kecantikan semestinya membawa keseimbangan bagi perempuan, menjadi cantik seutuhnya. Cantik yang betul-betul cantik adalah perempuan dengan inner beauty dan berpenampilan yang terjaga keindahannya dengan tepat, tidak lebay, dan mandiri, menjadi perempuan berdaya untuk dirinya sendiri.
Maksudnya, berdaya untuk diri sendiri adalah setelah punya keterampilan merias wajah, akan menjadi modal untuk mencari uang, alias menjadi bekal hidup mandiri.
Begini Serunya Acara Beauty Class
Seru dan seru. Dimulai dari think tanker acara ini, Mba Wawa yang heboh, menggelitik semua Kompasianer untuk buka suara. Kompasianer duduk mengelilingi meja kecil yang sudah terhidang aneka kosmetika, foundation, lipstik, bedak, eye shadow, blush on, dan lain-lain.
Yang ditawarkan dalam Beauty Class, menurut think tanker merangkap moderator dan seksi repot, mbak Wawa, adalah cara merias wajah masing-masing dengan cara mengetahui fungsi setiap alat make up dan menggunakan peralatan (kuas) yang tepat. Bahwa urusan merias wajah, bukan semata urusan perempuan tambah cantik.
Bahkan tujuan selanjutnya dari Beauty Class ala Kompasiana adalah agar para peserta (perempuan) berdaya untuk dirinya sendiri dan mandiri dengan keterampilan sederhana, merias wajah. Kegiatan ini bukan hanya bisa menambah ilmu, tetapi juga ajang saling kenal antar Kompasianer yang memiliki ketertarikan sama, dunia kecantikan.
Meski awalnya para Kompasianer malu-malu, tetapi akhirnya ketahuan aslinya deh, semua ingin tampil cantik dan bisa bermake-up dengan tepat dan pas. Ketika ditawarkan untuk jadi model pertama yang di-make up, tampil pede, Kompasianer senior yang enerjik, Elisa.
[caption id="attachment_325410" align="aligncenter" width="300" caption="Senangnya dapat buku bagus langsung dari Penulisnya (foto Ruth Angela)"][/caption]
Selanjutnya, giliran keberuntungan saya, di-make up lengkap oleh Paula. Biaya di-make-up langsung oleh tangan Paula Meliana, menurut bocoran para asistennya, lumayan. Jadi nggak mengagetkan, setelah dirias Paula Meliana secara langsung, saya merasa cantik sekali, paling tidak bikin pangling Kompasianer yang hadir.
Saya yang datang dengan wajah nyaris tanpa riasan, hanya menggunakan bedak tabur dan lipstik tipis, pulang dengan dandanan yang memukau. (Begitu komentar anak saya hm hm). Dengan cara merias yang sangat jeli dan bahan make-up yang berkualitas bagus, saya harus akui wajah saya menjadi berbeda, maksudnya berbeda lebih cantik.
Sambil merias saya, Paula dengan sabar mengajari Kompasianer yang langsung praktek dengan alat rias yang sudah ada di meja masing-masing. Kadang-kadang Kompasianer dan juga moderator , penuh semangat, sampai turun dari kursi dan maju langsung untuk menyampaikan pertanyaan, antara lain :
- “Kalau pakai BB-cream boleh nggak, gimana manfaatnya?
- Boleh saja. Itu jenis make-up yang lagi tren, yang sebenarnya fungsinya seperti foundation.
- “Mengapa pensil alis saya kalau diraut putus melulu, kalau Ms Paula pakai merek apa supaya pensil alis nggak gampang putus?
- Itu bukan soal merek, tapi dirautnya pakai apa? Pakai serutan anak ya? Hahahha. Pensil alis itu sebaiknya diraut dengan pisau langsung.
- “Gimana caranya bikin alis biar nggak kelihatan galak?”
- Sebaiknya bikin garis alis yang tipis dulu dan gunakan warna coklat tipis-tipis. Setelah itu baru dibentuk alisnya dengan seimbang kiri dan kanan.
- “Pakai blush on biar nggak kelihatan seperti habis ditonjok gimana?”
- Khusus untuk wajah tirus (kurus), pakai blush on alias pemerah pipi, dari arah tulang pipi ke pipi. Kalau wajah gemuk, terbalik caranya, dari pipi ke tulang pipi. Oleskan tipis-tipis saja.
Setelah acara berdandan masal yang dilakukan bersemangat semua yang hadir (kecuali Mas Nurul dan Mas Isjet hahaha) , masih ada cerita seru Kuis twitter, kuis best question, kuis mengeluarkan pendapat tentang makna kecantikan, berhadiah buku I am a fashion Designer dan juga alat kosmetika lengkap.
Dan seluruh peserta pulang dengan tersenyum karena masih dibekali oleh-oleh, peralatan kuku palsu yang lagi dan sponse bedak. Semua senang, termasuk saya yang pulang dengan wajah baru. Dan, sesuai ide mbak Wawa, saya langsung mampir ke studio foto, untuk mengabadikan kecantikan saya sore itu. Dan ssst jangan bilang-bilang, kalau malam harinya, saya tidak sampai hati mencuci wajah saya, supaya besok pagi, saya masih bisa melihat wajah saya yang pangling-in hasil riasan Paula.
[caption id="attachment_325412" align="aligncenter" width="300" caption="Dua model yang beruntung bersama Paula Meliana (foto Ruth Angela)"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H