Mohon tunggu...
Ibu lanaga
Ibu lanaga Mohon Tunggu... Wiraswasta - Head of Sekolah Ibu Peradaban

Ibu rumah tangga yang biasa berdiskusi

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Sesat Demokrasi dan Urgensi Kesadaran Politik Peradaban

1 November 2024   09:10 Diperbarui: 1 November 2024   09:10 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa yang ada dalam benak masyarakat bahwa demokrasi bisa melahirkan penguasa yang bisa mengeluarkan mereka dari kemiskinan, penindasan, dll. juga adalah sebuah utopia. Faktanya, masyarakat terus berada dalam lingkaran kemiskinan tak berkesudahan, kriminalitas luar biasa, kezaliman, dsb.  Yang terjadi, justru demokrasi menjadi alat lahirnya para penguasa oligarki. Biaya politik yang mahal telah memastikan bahwa hanya mereka yang bermodal besar (para oligarki) yang mampu naik ke kekuasaan. Tentu mereka akan menjadikan kekuasaan sebagai jalan memperkaya diri/keluarga dan partai politiknya. Demikianlah fakta yang terjadi. Oleh karena itu, pernyataan bahwa demokrasi akan lahirkan penguasa yang melayani kepentingan rakyat adalah bualan. Sebagai implikasi lebih luas, berharap tatanan dunia menjadi beradab pada sistem demokrasi yang dipimpin penerapannya oleh AS juga merupakan harapan kosong yang menyesatkan.

Hal yang harus juga umat harus cerdas menilai demokrasi, yakni wacana bahwa demokrasi sedang berproses. Jadi, buruknya demokrasi di negeri ini yakni ketika melahirkan budaya korupsi dan oligarki misalnya, hal ini dinilai bagian dari proses demokrasi. Oleh karenanya, menurut mereka harus ada terus penyadaran tentang demokrasi . Demokrasi terus melakukan tambal sulam atas dirinya. Padahal, secara konsepsi, demokrasi adalah sistem bathil; secara praktik, dia adalah sistem utopis. Jadi, berharap pada demokrasi yang katanya sedang berproses adalah kebodohan dan kesia-siaan.

Demokrasi VS Khilafah

Demokrasi sebagai sebuah sistem pemerintahan dalam ideologi Kapitalisme sekuler dan yang menopang lahirnya peradaban Barat memiliki pertentangan yang amat jauh dengan sistem pemerintahan Khilafah Islam yang merupakan kunci terwujudnya peradaban Islam yang luhur.

Pertentangan tersebut bisa dilihat dalam tiga aspek yakni sumber kelahiran, asas yang mendasarinya, serta pilar-pilarnya.  Dari sumber kelahiran, demokrasi lahir dari akal terbatas manusia, sementara khilafah lahir dari wahyu Tuhan-nya manusia. Dari asas yang mendasari, demokrasi didasarkan pada sekularisme, sementara Khilafah didasarkan pada aqidah Islam. 

Adapun musyawarah ( Asy-Syura) dalam Islam, sangat jauh berbeda dengan demokrasi.  Asy-Syura merupakan pengambilan pendapat. Dalam aspek pemerintahan, syura dilakukan oleh Khalifah atau seorang Amir. Dalam Islam, syura hanya berlaku khusus bagi kaum muslimin dan sesama mereka. Khalifah dalam mengambil pendapat dibatasi dalam tiga kondisi. Pertama, Jika hal tersebut adalah dalam syariat/tasyri', maka harus merujuk pada dalil saja. Kedua, dalam hal ketepatan strategi, dalam bermusyawarah, Khalifah harus meujuk kepada ahli/expert. Adapun dalam hal pelaksanaan aktivitas, maka Khalifah boleh bermusyawarah dengan dengan kaum muslimin, dan pendapat mayoritas adalah mengikat.  Adapun dalam demokrasi, pendapat mayoritas adalah standar kebenaran, dan semua perkara bisa dibahas menggunakan suara mayoritas. Dengan demikian, syuro dalam Islam sangat jauh berbeda dengan demokrasi.

Dengan demikian, demokrasi adalah sistem kufur, sedikitpun tidak ada kaitannya dengan Islam. Oleh karena itu haram bagi kaum muslimin untuk mengambilnya, menerapkannya, dan menyebarluaskannya!

Khatimah: Urgensi Kesadaran Politik Peradaban bagi Muslimah

Negeri ini, dunia Islam, bahkan dunia pada umumnya membutuhkan hadirnya peradaban yang menyelamatkan. Tidak lain peradaban tersebut adalah peradaban Islam, yakni sekumpulan konsep/mafahim Islam tentang kehidupan yang mewujud dalam kenyataan. Artinya, dunia diatur oleh Islam. Dan, inilah politik Islam, yakni pengaturan urusan umat oleh Islam baik dalam hal urusan dalam negeri maupun luar negeri.  Kesadaran akan hal ini, yakni bagaimana umat diatur oleh Islam saja dan bagaimana peradaban Islam yang harus hadir menyinari dunia, inilah kesadaran politik peradaban Islam.

Peradaban Islam yang hadirnya kembali merupakan sebuah kepastian, tentu haruslah diperjuangkan, dan menjadi sebuah kewajiban bagi setiap muslim untuk terlibat mewujudkannya. Tidak sembarangan, perjuangannya pun memiliki syarat, yakni harus sesuai dengan jalan yang digariskan syariat, yakni jalan yang ditempuh oleh Rasulullah SAW. Sedikit saja melenceng, maka tidak akan sampai pada tujuan.  Demokrasi yang masih ditempuh oleh sebagian besar umat bahkan mendapatkan legitimasi para ulama , bukanlah jalan yang disyariatkan oleh Islam.  Demokrasi adalah tsaqafah Barat, bagian dari peradaban Barat; bukan  tsaqafah Islam, bukan bagian dari peradaban Islam. Oleh karenanya, demokrasi bukanlah jalan perubahan menuju tegaknya Islam. Berharap syariat tegak melalui jalan demokrasi adalah sebuah angan-angan, sampai kapanpun tidak akan terwujud dalam kenyataan. Tidak pernah tercatat bahwa perjuangan Islam melalui jalur demokrasi sampai pada keberhasilan. Oleh karena itu, harus terus disuarakan tentang kufurnya sistem demokrasi serta utopis dan rusaknya sistem sesat ini. Umat harus membuang kepercayaan mereka terhadap demokrasi, baik umat dari kalangan remaja, mahasiswa, intelektual, ulama, tokoh pada umumnya, dan seterusnya.

Muslimah, sebagai bagian penting dari umat ini, adalah tonggak peradaban. Dari muslimah, lahirlah generasi pejuang yang kelak in syaa Allah akan menyaksikan tegaknya Khilafah Islam dan mengisinya dengan karya-karya keumatan. Muslimah , mereka pula support system terbaik bagi para suami/keluarga mereka dalam mewujudkan keluarga pejuang peradaban Islam. Oleh karena itu, urgen bagi muslimah untuk memiliki kesadaran politik peradaban yang dengannya umat akan keluar dari kezaliman peradaban kapitalisme sekuler demokrasi menuju keagungan peradaban Islam.

Wallahu a'lam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun