MIRIS dan IRONIS ! Badan Narkotika Nasional Kabupaten Sumedang menangkap seorang mahasiswa yang merupakan pengedar ganja. Dia ditangkap ketika sedang mengambil paket ganja seberat 3 kilogram di kawasan pendidikan Jatinangor, Sumedang. Ganja itu rencananya akan diedarkan di Sumedang dan Bandung.
Bagaimana tidak miris dan ironis, mahasiswa yang seharusnya menjadi subjek yang menghadirkan gagasan solutif justru malah menjadi problem dan memproduksi problem. Inilah hasil dari pendidikan sekuler liberal buah dari penerapan ideologi rusak kapitalisme.
Sekularisme sebagai sebuah keyakinan dasar ideologi kapitalisme memberikan konsekuensi logis berupa kebebasan, salah satunya adalah kebebasan berprilaku. Oleh karena itu, tidak heran ketika pendidikan berbasis sekuler menghasilkan SDM yang bebas dalam berperilaku termasuk menjadi pengguna dan pengedar ganja/narkotika.
Berbeda jauh dengan pendidikan Islam. Pendidikan berbasis keyakinan bahwa Allah yang menciptakan dan mengatur manusia menghasilkan SDM-SDM terdidik yang sadar siapa Tuhannya. Mereka paham bahwa mereka mendapat tugas untuk terikat dengan perintah Allah dalam semua aspek kehidupan. Islam sendiri sebagai sebuah konsepsi hidup yang sempurna memang mengatur semua dimensi, baik ketika manusia berhubungan dengan Tuhannya, dengan dirinya sendiri, dan dengan sesamanya. Islam mengatur baik dalam aspek ibadah ritual, makanan, pakaian, politik pemerintahan, pendidikan, ekonomi, hukum, dll.
Oleh karena itu, pendidikan dalam Islam melahirkan SDM yang menjadi problem solver di tengah masyarakat, bukan justru melahirkan problem sebagaimana dalam pendidikan berbasis sekularisme.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H