Mohon tunggu...
Ibrar Mufti
Ibrar Mufti Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Siswa MAN 2 Kota Padang Panjang

Menulis sebagai pengisi waktu luang

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Diam Membungkam

6 September 2022   12:55 Diperbarui: 6 September 2022   13:17 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Diam Membungkam

Selalu ...
Mulut terlaku kelu, selalu ...
Menjadi saksi tukang omong
Remeh bertebaran sana sini begitu sombong

Entahlah...
Mungkin terlalu dini menyimpulkan, entahlah ...
Kadang terlalu berpijar membuat muak
Tak sanggup, marah, harus disimak
Kisah mereka si tukang latah

Diam ...
Menjadi saksi kisah pun tak masalah
Diam, cukup diam jangan membantah
Diam, cukup beraksi dan tunjukkan
Ya, atau terlalu dini menyimpulkan

Aku sadar dan kini mulai tertawa
Menyimpulkan bahwa kau sombong pun tak mengapa
Kata-kata cacian yang dilukis indah terdengar samar
Namun, yang dituju tentu merasakan
Kubiarkan mulutmu berpijar
Atau terlalu dini kusimpulkan
Oh, atau, kau yang terlalu dini menyimpulkan?

Pikir diamku pertanda lemah dan tak lakukan apa-apa
Kau pikir kau kuasa lantas pantas melangkah jauh
Kau terlalu dini menyimpulkan! 
Karena mungkin diamku membuat kau terkesiap
Atau, diamku ternyata untuk membungkammu?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun