Mohon tunggu...
Ibram Nurdiansyah
Ibram Nurdiansyah Mohon Tunggu... Administrasi - Perangkat Desa

International Relation || ex Mining Geology Student || empunya @ibramzovic ||

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Idealis? Atau Memilih Bermain Aman? (Blogger Baru)

26 Oktober 2014   09:56 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:42 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menulis di blog atau microblog, sebuah trend baru yang sejalan dengan majunya teknologi informasi. Menulis, yang dulunya harus mengetik berlembar-lembar, atau bahkan sebelumnya membuat konsep terlebih dahulu pada tulisan tangan, kini bisa dilakukan dalam sekejap tanpa harus menghabiskan berlembar-lembar kertas. Hasil tulisan pun sudah bisa dibagi dengan orang lain, tanpa harus dicetak terlebih dahulu ke dalam lembaran-lembaran kertas dan bisa dinikmati para pembacanya dari segenap penjuru dunia.

Ini merupakan postingan perdana saya di kompasiana. Dimana sebelumnya saya cenderung menjadi silent reader di dalam aktivitas berselancar dan berblogging ria di internet. Hanya sekedar membaca berita atau informasi dan sangat jarang meninggalkan jejak ataupun komentar di dalam informasi yang saya baca.

Menulis, bagi sebagian orang dianggap hal yang simpel, mudah dilakukan, tinggal menentukan tema apa yang ditulis. Bagi sebagian orang lagi, menulis dianggap sebagai sesuatu yang cukup sulit, karena harus menurut kaidah-kaidah tertentu, plotting tema sana-sini, yang terkadang hal itulah yang membuat orang malas untuk menulis.

Menulis di blog, merupakan sesuatu yang "cukup" baru bagi saya. Saya seringkali terkesan dengan gaya penulisan beberapa blogger senior, yang mampu memberikan dan berbagi informasi serta opini dengan bahasa yang cukup jelas, alur yang tertata rapi dan mampu tersampaikan ke dalam benak pembacanya. Sesuatu hal yang sebenarnya ingin saya pelajari lebih lanjut.

Beralih ke judul tulisan, Idealis atau Memilih Bermain Aman. Sebuah tema yang "menurut" saya cukup penting, karena saya masih berusaha untuk menemukan gaya penulisan saya sendiri. Apakah harus menjadi fleksibel di antara keduanya, atau memilih menjadi salah satu di antara keduanya.

Berbicara Idealis, saya hanya akan mengutip dari beberapa definisi kasar, yaitu orang yang bercita-cita tinggi atau merupakan pengikut aliran idealisme. Saya tidak begitu paham dengan definisi ini, namun dari beberapa rujukan, idealisme merupakan suatu pemikiran yang cenderung kaku, hanya berkutat pada ide daripada individu atau kelompok tersebut, hanya membenarkan yang menurut mereka yakini itu benar dan cenderung untuk mengacuhkan ide atau keyakinan orang lain.

Idealis, terkait dengan aktivitas blogging, menurut saya sangat erat kaitannya. Saya melihat banyak kasus seperti ini, dimana ada tulisan-tulisan dari satu yang cenderung memojokkan pihak-pihak tertentu, selalu mengkritik pihak-pihak tertentu, tidak terima bila tulisan atau idenya dikritik oleh orang lain. Idealisme dalam blogging menurut saya juga ada pada standpoint bahwa yang salah harus dikatakan salah.

Di sisi lain, "Bermain Aman" di dalam aktivitas blogging, menurut saya adalah menuliskan sesuatu topik (terutama kritikan terhadap sesuatu) dengan gaya bahasa yang cenderung "kalem". Ataupun kita malah tidak menuliskan topik tersebut sama sekali (yang merasa kita perlu kritik).

Idealis atau Memilih Bermain Aman di dalam aktivitas blogging? Idealis, terkadang manusia terlalu sering mengkritik, hingga kadang lupa untuk memberikan solusi. Idealis buta, yang mana kita tidak pernah memandang suatu kebaikan dari pihak tertentu (selalu menganggap salah dan idenyalah yang benar).

Memilih Bermain Aman? Ada sedikit ketakutan sendiri, bilamana mengkritik dan berbagi kekecewaan di blog, akan ada pihak yang menuntut atau tidak senang dengan tulisan tersebut. Ataupun misalnya, ketika menuliskan kekecewaan terhadap pihak atau perusahaan tertentu, dan suatu waktu harus atau akan bekerja di pihak atau perusahaan tersebut, akan dianggap sebagai track record yang buruk di mata mereka. Kenapa begitu? Karena terkadang manusia terlalu antisipatif dengan hal yang belum tentu akan terjadi.

Tulisan yang terlalu "panjang", semoga tidak membosankan.
Sangat berharap masukan dari pembaca karena penulis yang masih harus terus belajar untuk menulis

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun