Mohon tunggu...
Ibrahim yakub.SE.
Ibrahim yakub.SE. Mohon Tunggu... Penulis - Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Khairun Ternate.

Membaca dan menulis adalah mengobati penyakit pikir dan rasa.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pemuda

28 Oktober 2019   14:03 Diperbarui: 28 Oktober 2019   14:10 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dihari ini ingin penulis memulai dengan kalimat selamat memperingati hari  sumpah pemuda serta tunaikan sumpah itu agar pemuda bersumpah. Sumpah pemuda menjadi satu pergerakan dalam lintas sejarah kaum muda yang begitu sakral, oleh karena didalamnya ditaburi berbagai macam peristiwa yang menumpuk dalam ingatan setiap orang. Perkembangan sejarah kaum muda dalam lalu lintas zaman membuat pemuda terus menyesuaikan pola pikir dan laku mereka untuk tidak terasing dengan zaman. Memang pemuda menjadi agen control sosial yang baik oleh karena masih memiliki masa transisi menuju kemasan yang penuh dengan dinamika sosial yang kompleks, kompleksitas itulah pemuda berjalan dengan beban moril bangsa dipundaknya.

Sudah 91 tahun lamanya retorika manis ditanggal 28 Oktober bertebaran di segenap jagad bangsa nusantara tentu dengan usia refleksi yang begitu lama memiliki pesan yang cukup mengundang kepastian yang dicita-citakan oleh perumus sumpah pemuda. Pemuda selalu merasa horor di saat zaman lagi berada pada musim pancaroba disebabkan pemuda menjadi perbincangan yang sengit dikalangan narasumber yang hadir mewakili zamannya masing-masing. Heroiknya kaum muda sudah diketahui seluruh kalangan masyarakat hingga saat ini bahkan heroik itu terlintas dan dipahami sebagai satu gerakan yang cukup solutif dalam menjemput perubahan menuju kemerdekaan yakni menyatukan perbedaan etnis jong, dan spirit kedaerahan yang membuming saat itu.

Apa Itu Pemuda? serta pemuda dalam panggung ekopol.

Pemuda adalah individu yang bila dilihat secara fisik sedang mengalami perkembangan dan secara psikis sedang mengalami perkembangan emosional, sehingga pemuda merupakan sumber daya manusia pembangunan baik saat ini maupun masa datang. Sebagai calon generasi penerus yang akan menggantikan generasi sebelumnya. Secara internasional,WHO menyebut sebagai" young people" dengan batas usia 10-24 tahun, sedangkan usia 10-19 tahun disebut "adolescenea" atau remaja. International Youth Year yang diselenggarakan tahun 1985, mendefinisikan penduduk berusia 15-24 tahun sebagai kelompok pemuda (fajarhariawan.blogspot.com).

Ada juga seperti Princeton mendefinisikan kata pemuda pemuda dalam kamus Websters-nya sebagai masa hidup antara masa kanak-kanak dan kematangan kedewasaan pada bagian negara yang masih muda atau belum dewasa atau tidak berpengalaman dengan karakteristik kesegaran dan vitalitas orang muda (pengertian535.wordpress.com).

Dengan dua penjelasan ini sudah bisa menjadi dasar pikir kita dalam mengamati fakta kaum muda saat ini. Benar memang wacana yang ramai di perbincangkan disetiap topik tentang pemuda adalah kontribusi baik ide,maupun implementasi cita-cita harapan bersama, namun kita akan juga sadari bahwa ada proses keterlambatan kaum muda dalam mempersiapkan diri untuk berkompetisi di fase zaman yang bergelimang begitu cepat.

Hal ini bisa dilihat bahwa banyak kaum muda masih berada pada dua kutub perilaku secara psikis apakah pemuda bergerak sesuai dengan kesadaran ataukah berbuat atas dorongan ketidaksadaran, sejujurnya bahwa kita akan berasumsi kepada kaum muda hidup diantara itu kaum muda terkesan memilih bergerak dengan kesadaran yang dipasung oleh ketidaksadaran mental alhasil nya banyak kaum muda yang berbuat ide-ide palsu demi kepentingan individu dan komunal memang hidup itu butuh kelompok dan networking asalkan tidak menciptakan pembagi-pembagi sosial yang etnisitas yang mempertahankan fanatis komunitarianismenya. Miris dan tragis kaum muda menggadaikan intelektualnya hanya bermaksud mendapatkan puing-puing rupiah dari penguasa atau orang yang berdinas dan berdasi.

Tragis kondisi pemuda berikutnya adalah soal prioritas kaum muda untuk menjadi tongkat estafet bangsa hanya semu dan tabu, kenapa tidak hampir saat ini masa kemasan kaum muda adalah kemasan lama kenapa demikian karena kaum muda di masa orde lama dan orde baru masih mendominasi dalam partisipasi pembangunan bangsa bahkan itu sudah menjadi rutinitas parahnya lagi kaum muda kemasan lama itu cenderung mempertahankan tahta kekuasaan mereka yang juga dari merekalah mulai menyuburkan nepotisme berkepanjangan.

Belum lagi tercatat bahwa kaum muda di panggung ekonomi hampir tidak mendapatkan ruang buktinya 61% kaum muda masih berada pada pengangguran banyak yang beranggapan bahwa karena kaum muda yang bersangkutan tidak memiliki skiil secara profesional yang baik. Padahal sesungguhnya minimnya lapangan pekerjaan dan juga lapangan pekerjaan yang tidak sesuai dengan sebagian profesi bagi sarjana yang di produk dari setiap kampus akhirnya banyak yang bekerja tidak sesuai profesi bahkan pengangguran itu langgeng karena nepotisme yang menjamur.

Realis berikutnya bahwa  panggung politik dikuasai oleh kaum tua era orde lama dan orde baru yang mengklaim diri mereka adalah kaum muda bahkan itu rutinitas disetiap kompetisi politik yang berlangsung. Dalam perkembangan sampai saat ini pula sumpah pemuda hanya slogan dan manis bibir tanpa makna, bukan sumpah pemuda dalam bentuk sikap implementasi nyata untuk meraih cita-cita bangsa.

Olehnya itu demi membuktikan sumpah pemuda sebagai sikap maka dituntun bagi kaum muda adalah fleksibilitas terhadap zaman agar kreatifitas dan inovasi tepat sebagai tuntutan zaman selanjutnya pemerintah pusat dan daerah harus mampu memberikan kebutuhan pemuda sesuai konteks masa kini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun