Menempatkan diri dimana kita berada dan menempatkan sesuatu sesuai dengan tempatnya.
sekarang kita sebagai orang yang bergerak akan merasa kaku, berbeda, bahkan merasa diasingkan jika kita tidak mengikuti arah pergerakan dimana semua lingkungan kita terus menerus bergerak, contohnya fenomena sekarang ini, coba buka home facebook anda atau twitter anda yang di penuhi dengan status teman-teman anda atau bahkan orang yang tidak anda kenal, ada yang berisi motivasi, inspirasi, informasi, dsb. Tetapi kenyataannya sekarang ini adalah manusia menggunakan teknologi tersebut tidak sesuai dengan apa yang seharusnya, manusia dibatasi oleh suatu sistem yang mengikat, aturan yang seharusnya tidak boleh dilanggar yaitu AGAMA.
Sebenarnya banyak macam-macam status jika dikategorikan, tetapi disini saya akan membahas hal yang paling umum saja yang dengan sadar atau tanpa sadar status yang dibuat seseorang menimbulkan efek yang cenderung buruk bagi pembacanya.
Contoh kasus pertama :
“Wah.. senangnya nilai ujian saya kemarin dapet A loh… “ .
Didalam agama saya yaitu islam, kalimat seperti ini termasuk kedalam sifat UJUByaitu bangga diri, alangkah lebih baik jika rasa bangga kita diucapkan didalam hati atau dengan suara pelan dengan mengucapkan Alhamdulillah, apa maksud dari kalimat tersebut selain menginformasikan kepada dunia (dunia maya) bahwa saya mendapat nilai A ?
Kasus kedua :
“Hari ini ke Singapore, minggu depan ke BALI asyikk”
Alex lagi di kawah putih, alex lagi makan steak. (mencontek dari iklan rokok )
Hampir sama dengan kasus pertama tetapi kasus kedua lebih terkesan menonjolkan kepada teman-teman kita tentang siapa diri kita, apa saja yang kita bisa dan kita punya. Saya sangat mengerti bahwa teknologi sekarang diciptakan berdasarkan sifat dasar manusia yang ingin diperhatikan, tetapi yang saya tidak mengerti banyak orang yang mencari perhatian dan pujian. Banyak orang yang ingin ke Bali dan banyak orang yang ingin seperti Alex tetapi mereka tidak mampu dan muncul sifat kesal terhadap alex yang sombong. Menjauhkan diri kita agar tidak di benci orang lain bukankah perbuatan yang baik ?
Kasus ketiga :
Berlawanan dari kasus pertama dan kedua, disini si penulis status menuliskan kesedihannya, kesengsaraannya, kesakitannya, dsb. Contohnya :