Mohon tunggu...
Ibrahim Rabbani
Ibrahim Rabbani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Negeri Jakarta

PENDIDIKAN SOSIOLOGI

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Michel Foucault

30 November 2022   07:56 Diperbarui: 30 November 2022   08:02 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Michel Foucault

Michel Foucault (1926-1984) adalah seorang ahli teori sosial, filsuf, sejarawan, dan intelektual publik Prancis yang aktif secara politik dan intelektual hingga kematiannya. Ia dikenal karena metodenya dalam menggunakan penelitian sejarah untuk menyoroti perubahan wacana dari waktu ke waktu dan hubungan antara wacana, pengetahuan, institusi, dan kekuasaan. Karya Foucault menginspirasi sosiolog di berbagai bidang seperti sosiologi pengetahuan; Gender, Seksualitas dan Teori Queer; teori kritis; pelanggaran dan kejahatan; dan sosiologi pendidikan. Karya mereka yang paling terkenal adalah "Disiplin dan Hukuman", "Sejarah Seksualitas" dan "Arkeologi Pengetahuan".

Early Life

Paul-Michel Foucault lahir di Poitiers, Prancis pada tahun 1926 dari keluarga kelas menengah ke atas. Ayahnya adalah seorang ahli bedah dan ibunya putri seorang ahli bedah. Foucault bersekolah di Lyce Henri-IV, salah satu sekolah menengah paling kompetitif dan menuntut di Paris. Dia kemudian membuka tentang hubungannya yang sulit dengan ayahnya, yang menindasnya karena "buruk". Pada tahun 1948 ia mencoba bunuh diri untuk pertama kalinya dan berakhir di sebuah institusi untuk sementara waktu. Kedua pengalaman itu tampaknya terkait dengan homoseksualitasnya, karena psikiaternya percaya bahwa upaya bunuh dirinya itu karena posisinya yang terpinggirkan di masyarakat. Keduanya juga tampaknya telah membentuk perkembangan intelektualnya, berfokus pada kerangka diskursif penyimpangan, seksualitas, dan kegilaan.

Intellectual and Political Development

Pada tahun 1946, setelah lulus dari sekolah menengah, Foucault diterima di cole Normale Suprieure (ENS), sebuah perguruan tinggi elit di Paris yang didirikan untuk mendidik dan mendidik para pemimpin intelektual, politik, dan ilmiah Prancis. Foucault belajar dengan Jean Hyppolite, seorang sarjana eksistensialis Hegel dan Marx yang sangat percaya bahwa filsafat harus dikembangkan melalui studi sejarah; dan dengan Louis Althusser, yang teori strukturalisnya sangat membentuk sosiologi dan sangat memengaruhi Foucault.

Di ENS, Foucault banyak membaca tentang filsafat dan mempelajari karya-karya Hegel, Marx, Kant, Husserl, Heidegger dan Gaston Bachelard. Tenggelam dalam tradisi intelektual dan politik Marxis, Althusser membujuk murid-muridnya untuk bergabung dengan Partai Komunis Prancis, tetapi pengalaman Foucault tentang homofobia dan insiden anti-Semitisme terkait membuatnya marah. Foucault juga menolak fokus teori Marx yang berpusat pada kelas dan tidak pernah diidentifikasi sebagai seorang Marxis. Pada tahun 1951 ia lulus dari ENS dan kemudian memperoleh gelar doktor dalam bidang filsafat psikologi.

Intellectual Legacy

Kontribusi intelektual Foucault yang paling penting adalah kemampuannya yang terampil untuk mengilustrasikan bahwa institusi seperti sains, kedokteran, dan sistem pemasyarakatan menggunakan wacana untuk menciptakan kategori subjek di mana orang dapat hidup dan menjadikan orang objek pemeriksaan dan pengetahuan. Oleh karena itu, dia berpendapat bahwa mereka yang mengontrol institusi dan wacana memiliki kekuasaan dalam masyarakat karena mereka membentuk arah dan hasil kehidupan masyarakat.

Dalam karyanya, Foucault juga menunjukkan penciptaan kategori subjek dan objek berdasarkan hierarki kekuasaan interpersonal dan, pada gilirannya, hierarki pengetahuan, dengan pengetahuan yang kuat dianggap valid dan benar dan pengetahuan yang kurang kuat dianggap valid dan benar. dianggap ilegal dan salah. Namun, yang penting baginya adalah bahwa kekuasaan tidak dipegang oleh individu, tetapi mengalir melalui masyarakat, berada dalam institusi, dan tersedia bagi mereka yang mengontrol institusi dan penciptaan pengetahuan. Itulah sebabnya ia menganggap pengetahuan dan kekuasaan sebagai sesuatu yang tidak terpisahkan dan menyatakannya sebagai satu istilah "pengetahuan/kekuatan".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun