Mohon tunggu...
Ibrahim Quraisy
Ibrahim Quraisy Mohon Tunggu... Programmer - Website Developer

Seorang Food Blogger di Foodform-Indonesia yang mencintai makanan lokal Twitter: @bimbaim

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Food Block Pantangan Utama Kritikus Makanan

24 Januari 2016   14:26 Diperbarui: 24 Januari 2016   19:01 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi sebagian orang khususnya kalangan penulis dikenal isitilah Writer's Block keadaan dimana penulis tidak bisa menuangkan segala idenya ke dalam tulisan. Ide tidak mengalir lancar, berjam-jam duduk menatap komputer atau mesin ketik tetap saja tidak ada ide yang tertuang. Tapi hal itu adalah lumrah dan sudah pasti akan dialami semua penulis. Apalagi penulis muda.

Namun yang satu ini adalah term Block yang berbeda. Food Block adalah situasi yang tidak boleh dialami seorang Kritikus Makanan baik disengaja atau tidak. Seorang kritikus makanan disebut profesional jika sudah dapat mengatasi keadaan sikologis seperti ini. Bagi kita orang umum hal ini sering kita alami apalagi menyangkut dengan makanan baru.

Apa itu Food Block? Food block jika disimpulkan secara sederhana adalah keadaan dimana seseorang membuat ekspektasi yang berlebihan kepada makanan yang baru atau pertama kali dicicipinya. Contoh sederhananya adalah ketika seseorang ingin mencicipi masakan india yang penuh rempah dan ketika hendak mencicipinya langsung menyatakan rasa masakan india tersebut tidak enak. Kenapa hal ini terjadi karena orang tersebut berekspektasi bahwa rempah yang digunakan sama dengan rempah indonesia sehingga beranggapan rasanya tidak jauh berbeda dengan masakan indonesia pada umumnya.

Ekspektasi tersebut disebut Food blocking. Situasi seperti ini berbeda penafsiran untuk setiap kritikus makanan namun umumnya disebut Food Block. Kenapa hal ini menjadi pantangan utama seorang kritikus makanan. Karena jika hal ini dialami oleh seseorang maka semua makanan yang dicobanya akan berpotensi tidak enak karena tidak sesuai dengan harapannya.

Bagi setiap orang rasa adalah soal selera. Tapi jika hal ini terjadi akan tidak adil bagi makanan fusion atau kontemporer apalagi makanan dari negara lain jika hendak membuka restoran. Contoh kecil dan umum dimasyarakat hal ini sudah terjadi dapat dilihat dari pandangan masyarakat Indonesia terhadap masakan dari daerah lain. Orang dari Pulau Sumatera beranggapan masakan dari Pulau Jawa terlalu manis begitu juga sebaliknya orang dari pulau Jawa merasakan makanan sumatera terlalu pedas.

Bagi kritikus makanan profesional tidak ada kata tidak enak atau enak sekali sebelum mencoba makanan yang ada dalam pikirannya adalah penasaran akan bagaimana rasa makanan tersebut. kesimpulan soal rasa bagi kritikus makanan tidak dapat ditarik begitu saja dari hasil yang didapatkan dari mulut saja. Feel atau perasaan turut berperan penting dalam menikmati hidangan. Ketika seseorang mencoba makanan laut akan terasa langsung dimulut jika bisa diterima atau tidak amis akan dikatakan enak. berbeda dengan kritikus makanan yang jika memakan makanan laut rasa laut akan juga dirasakan diseluruh panca inderanya. Feel atau perasaan bahwa dirinya berada ditengah lautan. Hidungnya merasakan wangi laut. Kulitnya akan terasa diterpa oleh angin pantai akan turut dirasakan.

Cara untuk menghindari Food Block susah-susah gampang. Seorang kritikus makanan biasanya melakukan meditasi atau membuat pola pikir dan cita rasanya ke level zero. Sehingga tidak membuat dirinya memiliki harapan atau target rasa apa yang diinginkannya ketika mencoba makanan baru.

Di kalangan Chef untuk masakan perancis dikenal dengan Michelin Star. Sebuah bintang yang akan disandang oleh seorang chef layaknya sebuah hotel yang digolongkan dengan titel hotel berbintang. Sebuah kebanggaan tersendiri untuk mendapat bintang ini. Seorang Kritikus Michelin biasanya dilatih untuk tidak berekspektasi. Sehingga dalam melakukan review terhadap masakan tidak selalu berdasarkan cita rasanya sendiri namun cita rasa untuk penikmat makanan perancis. Jadi jika anda berniat menjadi kritikus makanan apalagi untuk makanan asing hindari ekspektasi.

*) Sumber Gambar : Kids Vs Food Youtube Channel

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun