Mohon tunggu...
Ibrahim Kurnia Umar
Ibrahim Kurnia Umar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya seorang mahasiswa Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, jurusan Pendidikan Sejarah. Minat saya ialah menulis artikel juga beberapa kegiatan olahraga beladiri seperti pencak silat. Saya juga suka berdiskusi dan berdebat adu argumen mengenai hal apapun terkhusus bidang pendidikan dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Review Buku Animal Farm Karya George Orwell

19 Desember 2024   12:15 Diperbarui: 19 Desember 2024   12:40 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Buku Animal Farm, Sumber: Gramedia Blog (https://www.gramedia.com/best-seller/review-buku-animal-farm-george-orwell/)

Buku Novel ini dikeluarkan tahun 1945 , buku ini merupakan buku untuk mensatir pemerintahan Stalin di Uni Soviet yang sangat otoriter dan sewenang-wenang. Buku ini juga berisi satiran untuk paham komunisme, dimana para binatang yang dipimpin oleh para Babi, karena babi disini merupakan hewan yang cerdas. Buku ini bercerita dimana para binatang merasa terkekang dengan peternaknya dan ingin kebebasan hidup untuk para binatang. Para binatang kemudian setiap malamnya berdiskusi bagaimana caranya untuk melancarkan aksi pemberontakannya. Pada satu momen terjadi perlawanan oleh para Sapi yang kelaparan dan pada akhirnya semua binatang ikut melawan dan mengusir Si Peternak dari peternakannya. 

Para binatang atau disebut dengan Kamerad ini kemudian membuat suatu pemerintahan yang dipimpin oleh Babi bernama Napoleon, dan membuat kebijakan yang dikenal dengan 7 Perintah yang pada intinya seluruh binatang merupakan teman dan tidak boleh mengikuti gaya hidup manusia, serta menyatakan bahwa manusia adalah musuh. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu pemimpin Napoleon melanggar perintah-perintah tersebut dan mengubahnya secara diam-diam dengan memerintahkan Squealer tangan kanan Napoleom untuk mengubah kebijakan agar menguntungkan para babi saja. Napoleon juga memerintah secara otoriter dengan hanya mementingkan kaumnya saja yaitu para babi dan dirinya, namun para binatang lainnya sengsara bahkan dikekang, dan dihukum mati apabila menentang dari pada pemerintahan Napoleon. 

Fatalnya dari penyelewengan atau pelanggaran dari 7 Perintah Binatang tersebut, Napoleon dan para babi malah bekerja sama dengan para manusia bahkan sampai mengorbankan rakyatnya (Kamerad) untuk dijual kepemotongan hewan. Pada akhir cerita para binatang gagal dalam revolusinya untuk mendapat kebebasan, karena para babi terkhusus Napoleon justru membangun ikatan dengan para manusia, yang sebelumnya mereka tentang bahkan musuhi untuk mendapat kebebasan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun