Pada era yang serba digital sekarang ini segala aktivitas sudah banyak yang dipindahkan ke perangkat komputer atau smartphone, apalagi pada masa pandemi seperti ini aktivitas yang biasanya dilakukan secara tatap muka saja berpindah menjadi secara dilakukan secara online. Salah satu penyebab dari banyaknya aktivitas yang dilakukan secara online adalah karena pada era ini internet sudah sangat mudah didapatkan dan harganya sangat murah sekali, bukan hanya akses internetnya saja yang murah tapi perangkat untuk mengakses internet seperti handphone sekarang sudah mudah didapatkan.
Saat ini indonesia sedang diduduki oleh 272,1 juta penduduk, dari 272,1 juta penduduk tersebut 175,4 juta diantaranya merupakan pengguna internet dan sebanyak 160 juta penduduk aktif di sosial media. Dan sekarang akses internet bukan menjadi kendala lagi di indonesia, karena dari data yang kita lihat diatas lebih dari setengah penduduk indonesia merupakan pengguna internet.
Data diatas juga didukung oleh hasil penelitian lain yang mengatakan bahwa pengguna media sosial di indonesia mengalami peningkatan dari 79 juta di tahun 2016 menjadi 160 juta di tahun 2020. Dengan pengguna yang terus meningkat seperti itu maka tentu saja jika e-commerce di indonesia mengalami peningkatan setiap tahunnya dan diprediksi pada tahun 2023 akan mencapai 200 juta pengguna. Seiringan dengan hal ini maka sekarang semakin banyak bermunculan layanan e-commerce dengan cepat.
Salah satu aktivitas yang saat ini sudah beralih ke sistem online adalah belanja. Belanja online saat ini sudah menjadi hal yang tidak asing lagi, pada era ini hampir semua barang yang kita perlukan atau kita inginkan ada di situs belanja online atau yang biasa kita sebut dengan marketplace. Marketplace adalah sebuah tempat bagi penjual dan pembeli di dunia siber untuk saling melakukan dan menyelesaikan transaksi jual beli. Situs marketplace adalah sebuah tempat yang menyediakan segala kebutuhan dan fasilitas yang dibutuhkan oleh penjual dan pembeli misalnya pembayaran.
Menurut kominfo.go.id Indonesia adalah salah satu negara dengan pertumbuhan e-commerce tertinggi di dunia dengan tingkat pertumbuhan mencapai 78% per tahun dan angka tersebut kebanyakan datang dari 3 situs marketplace paling populer di Indonesia yaitu Tokopedia, Bukalapak, dan Shopee. Ditambah dengan adanya masa pandemi ini yang membuat semua orang terpaksa mengurangi keinginan dirinya untuk belanja diluar dan beresiko terpapar virus maka tentunya belanja online melalui marketplace menjadi jawabannya.
Dengan adanya makalah ini maka diharapkan pembaca dapat mengetahui bagaimana peningkatan dan manfaat dari e-commerce pada saat Pandemi Covid-19 di Indonesia. Dimana hasil penelitian ini menunjukkan tren peningkatan e-commerce yang digunakan masyarakat Indonesia pada saat pandemi Covid 19.
Berdasarkan data yang telah penulis amati melalui website Drone Emprit Academic atau yang biasanya disebut dengan DEA dari Universitas Islam Indonesia, e-commerce mendapatkan mention sebanyak 34.600 kali di dalam media sosial twitter mulai dari tanggal 13 desember hingga 20 desember 2020 dengan rekor terbanyak pada hari kamis sebanyak 5.680 mention. Dari sekian banyak mention yang ada tersebut sebanyak 15.875 merupakan mention yang merupakan respon negatif dan 13.343 merupakan mention positif sedangkan 5.402 merupakan mention yang bersifat netral.
Melalui penelitian yang dilakukan oleh Universitas Bina Sarana Informatika, dengan melakukan penyebaran kuisioner berupa pertanyaan berikut:
- Apakah handphone anda memiliki aplikasi toko online ?
- Apakah anda rutin melihat produk-produk di toko online ?
- Apakah anda pernah berbelanja online di masa pandemi covid-19 ?
- Apakah anda berbelanja online karena gaya hidup ?
- Apakah anda berbelanja online karena kebutuhan ?
- Apakah pandemi covid-19 menurunkan intensitas belanja online anda ?
- Apakah anda memilih menyimpan uang ketimbang belanja online di masa pandemi ?
- Apakah anda tetap rutin belanja online dimasa pandemi covid-19 ?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut dibagikan kepada berbagai macam demografi yang berbeda yaitu sebanyak 75 orang mahasiswa laki-laki dan 93 mahasiswi perempuan, kemudian pada prodi administrasi sebanyak 47 responden, prodi sistem informasi sebanyak 64 responden, dan sistem informasi akuntansi sebanyak 39 responden, serta sebanyak 28 responden telah menikah dan sebanyak 122 responden belum menikah, lalu sebanyak 55 responden sudah bekerja dan 95 orang responden masih belum bekerja. Untuk pertanyaan pertama sebanyak 146 responden menjawab “iya” dan menghasilkan nilai mean 1.03 dan standar deviasi 0.162 yang mengindikasikan bahwa data yang dihasilkan masih cukup beragam walaupun dengan angka yang rendah. Kemudian pertanyaan kedua pada kuisioner terdapat 130 responden yang memilih jawaban “iya” dan 20 responden memilih “tidak”. Nilai mean yang didapatkan 1.13 dan standar deviasi 0.341 dimana hasil ini mengindikasikan bahwa pertanyaan kedua mendapatkan hasil yang lebih beragam dari pertanyaan pertama. Pada pertanyaan ketiga didapatkan hasil jumlah responden yang menjawab “iya” sebanyak 28 orang sedangkan jumlah responden yang menjawab “tidak” sebanyak 122 orang. Nilai mean yang didapat 1.81 dan standar deviasi 0.391 yang berarti pada pertanyaan ketiga sebaran lebih beragam dari dua pertanyaan sebelumnya. Kemudian pada pertanyaan keempat hasil yang didapatkan responden yang menjawab “iya” sebanyak 4 orang sedangkan jumlah responden yang menjawab “tidak” sebanyak 146 orang. Nilai mean yang didapatkan 1.97 dan standar deviasinya 0.162 yang berarti pada pertanyaan ini sebaran datanya cukup kecil. Pertanyaan selanjutnya yaitu yang kelima didapatkan jumlah responden yang menjawab “iya’ sebanyak 29 orang dan “tidak” sebanyak 121 orang. Nilai mean yang didapatkan 1.81 dan standar deviasinya 0.396 yang dapat disimpulkan bahwa sebaran datanya cukup besar. Pada pertanyaan keenam didapatkan hasil sebanyak 148 responden yang menjawab “iya” dan 2 responden yang menjawab “tidak”. Dengan nilai mean yang didapatkan 1.01 serta standar deviasi 0.115. Kemudian pada pertanyaan ketujuh hasil yang didapatkan sebanyak 150 orang responden menjawab “iya” yang artinya tidak ada responden yang menjawab tidak sehingga nilai mean yang didapatkan 1.00 serta standar deviasinya sebesar 0.000 yang berarti sebaran data yang didapatkan sangat homogeny. Kemudian pada pertanyaan terakhir yaitu pertanyaan yang kedelapan didapatkan sebanyak 4 orang responden yang menjawab “iya” dan 146 responden menjawab “tidak”. Sehingga hasil mean 1.97 dan standar deviasi 0.162 yang berarti sebaran data pada pertanyaan kedelapan masih tergolong kecil.
Dengan adanya fasilitas yang canggih dan gratis seperti ini maka diharapkan bisa membantu para pedagang yang masih berjualan secara konvensional dan mengadopsi e-commerce sebagai sarana berbelanja segala kebutuhan sehari-hari maupun kebutuhan atau keinginan yang lainnya di masa pandemi ini sangar membantu sekali bagi masyarakat dari segi konsumen maupun produsen, bahkan sampai skala UMKM pun bisa sangat terbantu sekali dengan adanya e-commerce di masa pandemi yang rasanya sangat sulit sekali bagi pengusaha untuk menjalankan bisnisnya secara normal. Karena itulah mengapa pada masa pandemi ini situs-situs online shop semakin ramai penggunanya karena pedagang maupun pembeli kebanyakan telah beralih ke online shop.
Pada masa pandemi yang membuat segala aktivitas terpaksa diubah secara total ini membuat semua orang memutar kepala untuk mencari solusi agar bisnis/usaha dan aktivitasnya tidak mengalami masalah dan salah satu solusi bagi para pebisnis terutama pada bidang yang menawarkan sebuah produk adalah melalui sebuah wadah yang bernama e-commerce. Dengan diwajibkannya untuk menjaga jarak antara satu dengan yang lain membuat banyak situs e-commerce di indonesia mengalami peningkatan yang signifikan. Hadirnya e-commerce membuat banyak orang bertahan dalam menjalankan pekerjaannya karena melalui e-commerce tidak perlu untuk bertatap muka tau bertemu secara langsung untuk melakukan sebuah transaksi.