Oleh : Ibrahim
Sudah lama rasanya saya tidak menyempatkan diri lagi untuk meluapkan isi kepala saya disini, semoga kebiasaan ini akan terus berlanjut ditengah kesibukan saya yang tidak terlalu penting di kampus untuk bisa kembali menulis di kompasiana.
Sedikit aneh dan kurang menarik mungkin ulasan saya kali ini setelah lama tidak muncul, tapi apa boleh buat demi memancing semangat yang telah lama hilang apa boleh buat. Kalau mau dibaca ya silahkan, kalau nggak sih ya ngk masalah. #AkuRapopo :D
Saya kali ini menulis terkait keinginan saya #BeliTIPI, alasannya sederhananya sih untuk memenuhi kebutuhan saya dan “mungkin” teman-teman saya di salah salah satu organisasi yang saya ikuti di kampus. Hastage saya #BeliTIPI memang memunculkan pro dan kontra karena mengingat kebermanfaatan dan tingkat kebutuhan disana masih diragukan apakah #BeliTIPI merupakan kebutuhan yang mendesak dan penting atau tidak.
Nah, ditulisan inilah saya akan memaparkan kenapa ide untuk #BeliTIPI saya munculkan disana. Alasan kenapa saya berkeinginan agar #BeliTIPI sederhana saja untuk nonton berita dan nonton Piala Dunia.
Kenapa alasannya nonton berita ?
Sederhana saja, karena saya melihat sekarang keinginan untuk membaca berita (koran atau media online) dikalangan mahasiswa / aktivis kampus sangat minim sekali. Hari ini sudah baca koran ? sudah tau headline berita di beberapa koran nasional ? Kalau belum segera #BeliTIPI ya...
#BeliTIPI itu “seperti” pemikiran dan resiko pipaisasi gas dari bontang – semarang (Kalimantan – Jawa) tujuannya untuk menghemat dengan resiko mengeluarkan banyak uang diawal. Tapi secara pribadi saya tetap MENOLAK pipaisasi Bontang – Semarang (Sebagai bentuk dukungan untuk gubernur kaltim, Hidup Pak Awang !!!)
Harga TV layar datar dengan kualitas medium di pasaran berkisar 1 - 1,5 Juta rupian, tapi ketika saya hitung-hitung #BeliTIPI adalah salah satu investasi yang lebih “menguntungkan” dibandingkan dengan langganan koran yang setiap bulannya 55-80 ribu rupiah.
Hitung-hitungannya nih jika langganan koran dengan #BeliTIPI
Koran
Rp 60.000,00 x 12 Bulan = Rp 720.000,00
Dalam setahun berarti membayar distributor koran sebesar Rp 720.000,00
#BeliTIPI
Rp 1.500.000,00 / Rp 720.000,00 = 2,08 Tahun
Dalam 2,08 Tahun uang untuk langgana koran kita alihkan untuk #Beli TIPI
1.Yang Listrik tidak perlu kita tanggung, karena kita tidak perlu bayar listrik.
2.Yang tidak perlu numpuk sampah koran di sekretariat.
3.Yang lebih up to date dan lebih banyak kita kita dapatkan jika dibandingkan dengan langganan koran.
4.Yang lebih banyak hiburannya.
5.Yang lebih bisa mengisi waktu luang untuk nonton berita bagi yang malas baca koran.
6.Yang lainnya. Kalau saya jabarkan saya rasa kepanjangan Yang nggak terima temui saya kita adu argumen :D.
Kesimpulan saya untuk alasan pertama ini adalah #BeliTIPI lebih efektif dan sangat berguna saat ini versi disana dibanding nanti langganan koran dan lainnya.
“Kepala ber”isi” lebih penting dari nilai A di KHS”
Kenapa alasanya untuk nonton Bola ?
Wah, ini alasan sedikit egois memang karena hanya mementingkan kepentingan golongan pencinta bola saja (haha). Sekali lagi ini bukan alasan egois menurut saya, karena bola menurut saya adalah “pemersatu” di organisasi terutama organisasi kampus. Kalau tidak sepakat berarti anda bukan pencinta sepak bola, ya kan ?
Tapi secara tidak langsung yang nggak suka nonto bola dan hobbi nonton “Sinetron” dan Film juga akan di untungkan dengan #BeliTIPI. Ya nggak ?
Alasanya sederhana saja kenapa #BeliTIPI karena lebih dibutuhkan dan lebih mengUNTUNGkan.
Tunggu tulisan saya selanjutnya ya. Mention saya kalau mau berargumen tentang #BeliTIPI di twitter @Canggkul biar bisa saya respon dengan cepat :D.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H