Setelah kemarin membacok dan mengeroyok polisi di Matraman Jakarta Timur, kini pengedar narkoba kembali membuat ulah dengan menembaki dua orang polisi yang sedang melakukan penggerebekan di Koja Jakarta Utara. Dengan ulahnya ini, menandakan bahwa para pengedar narkoba di Indonesia sudah semakin berani dan menakutkan, aksi mereka semakin ganas mulai dari menggunakan senjata tajam sampai senjata api.
Tak tanggung-tanggung, kejadian kemarin siang di Matraman, mereka bahkan membacok dua orang polisi dan memaksa seorang polisi lagi untuk menceburkan diri ke Kali Ciliwung akibat terdesak. Sampai saat ini pun polisi yang menceburkan diri tersebut belum ditemukan. Sementara kejadian di Koja dini hari tadi, mereka nekat menembak 2 orang polisi. Satunya tertembak di lengan dan yang seorang lagi tertembak di dada.
Ternyata selain dua kejadian di Jakarta, peristiwa serupa juga terjadi kemarin di Medan, Sumatera Utara. Dimana seorang aggota polisi juga tertembak saat melakukan aksi penggerebekan Bandar narkoba.
Sekiranya dengan beberapa kejadian ini, semakin menguatkan indikasi bahwa perilaku para mafia atau geng narkoba sudah semakin mengkhawatirkan. Bisa dibilang perilaku mereka tidak kalah mengerikan dengan perilaku para teroris melawan aparat.
Mereka sudah tidak segan-segan melawan polisi yang akan meringkusnya. Dengan aksi-aksi tersebut, tentu saja akan semakin menyulitkan Negara dalam membasmi sumber peredaran narkoba yang sudah sangat massif di negeri ini.
Namun dari kedua peristiwa yang terjadi kemarin di Jakarta, terlihat anggota polisi tidak siap untuk melakukan penggerebekan. Mulai dari jumlah aparat yang terlibat masih kurang,tidak adanya tim yang mem-back up di sekitar area, hingga tidak pakai perlengkapan rompi anti peluru.
Polisi harus belajar dari peristiwa seperti ini. Semestinya jika diketahui bahwa yang akan digerebek adalah sarang (kampung) pengedar, polisi harus menerjunkan tim bersenjata lengkap lebih banyak.
Hal kontras terlihat ketika polisi mengawal KPK melakukan penggeledahan di gedung DPR beberapa hari yang lalu, dimana polisi yang melakukan pengawalan saat itu justru terlihat sangat sigap dengan bersenjata lengkap, dan disertai rompi anti peluru.
Apakah ini menandakan bahwa polisi lebih takut kepada anggota DPR daripada pengedar narkoba? Entahlah. :)
Salam KompasianaÂ