Mohon tunggu...
Ibrahem Jeh-ubong
Ibrahem Jeh-ubong Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

51/2 M.5 T.sadawa A.yarang Patani 16490 Thailand

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Perlu diketahui Tentang Perkembangan Kognitif pada Tahap Pra-Operasional

27 April 2015   19:48 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:37 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebelum saya menjelaskan perkembangan kognitif pada Tahap Pra-Oprasional sedit saya menjelaskan tentang definisi Kognitif terlebih dahulu yakni kognitif adalah suatu proses berfikir, yaitu kemampuan individu untuk menghubungkan, menilai, dan mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa.
Jadi perkembangan kognitif pada tahap  ini anak mempunyai perluasan pemikiran simbolis, tetapi anak ini belum bisa menggunakan logikanya untuk menyampaikan sesuatu dan perkembangan kognitif ini sangat penting oleh seseorang untuk mengetahui apalagi  yang masih belajar ilmu pendidikan agar bisa memperaktek pada waktu akan datang.
Salah satu yang harus diketahui tentang perkembangan tahap ini adalah Dialog, yakni merupakan satu sarana yang baik untuk membentuk dan menambah  pengetahuan tentang kata dalam bahasa anak, jadi dengan diolog atau intraksi sesama yg lain juga  bisa melihat perkembangan kognitif anak pada tahap ini.

Saya bisa menganbil kesimpulan yang sudah saya pelajaran kemaren  bahwa anak pada usia 3 tahun, rata-rata anak telah menguasai 900-1000 kata dan anak pada usia 6 tahun, anak telah ekspresif mengekspresikan 2600 kata serta mampu memahami lebih dari 200.000 kata. dan guru juga harus mempunyai Pendekatan yang luar biasa biar anak tahap ini lebih maju lagi untuk mengembangkan kognitif yakni tidak lain tidak bukan adalah guru harus mengguna pendekatan Montessori adalah filosofi pendidikan dimasa anka-anak diberi cukup kebebasan dan spontanitas dalam memilih berbagai aktivitas. Mereka diijinkan untuk beralih dari satu aktivitas ke aktivitas yang lainnya sesuai keinginan mereka. dan guru lebih lebih bertindak sebagai seorang fasilitator dari pada sebagai seorang pemimpin.
ya itu saja yang saya mau sampaikan kurang lebih mohon maaf, semoga ilmu yang sudah saya sampaikan di atas tadimenjadi bermanfaat baik kepada saya sendiri bahkan teman sekitar saya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun