Padahal dalam diri manusia ada mind (jiwa), body (tubuh) dan soul (roh, spirit), alias "three in one". Spirit harus menjadi pemimpin  dalam perjalanan kehidupan ini dengan penuh kesadaran. Ketiganya saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain. Untuk bisa hidup deengan rasa cinta dan damai perlu dipadukan ketiganya agar spirit (roh) tersebut yang menyimpan energi yang besar meningkatkan kemampuan dalam membangkitkan dan menumbuhkan kecerdasan perasaan/rasa (Spiritual Intelligent), kecerdasan kemauan/karsa (Emotional Intelligent), dan pikiran/cipta (Intellectual Quotient).
Film Tabula Rasa menurut pertimbangan subyektif penulis telah mencoba membangkitkan satu babak dalam membangkitkan dimensi rasa ini. Dalam potongan perjalanan pada ke-4 pribadi di atas tergali dan terpadu dengan dinamis atas dimensi karsa dan cipta pula.
Dimensi Indonesia
Lokasi atas kejadian diperkirakan di Jakarta atau Jabodetabek, namun dengan latar belakang pribadi dari Padang dan Papua menunjukkan satu dimensi perpaduan Indonesia kecil. Pribadi dari Padang dan Papua punya keunikan dalam berkomunikasi, bersikap, berbicara dan dimensi lain yang dari sisi positif bisa sungguh menggugah hati dan  memperkaya sudut pandang.
Belum lagi perihal makanan Padang, cara membuat rendang dan Kepala Ikan punya seni tersendiri. Bahkan soal memadukan dan menyatukan rasa pemasaknya bisa terhubung pada rasa makanan tersebut. Demikian pula ternyata membuat masakan dan cara memakan Ikan Peda dari Papua punya cara dan tatanan tersendiri supaya terasa uenakkk mak nyus.
Indonesia mini dalam jaman modern ini bukanlah dilihat dari perbedaan tetapi dari perpaduan pelangi yang sungguh indah dan membuat suasana baru yang tersaji dalam Film Tabula Rasa ini. Coba pada saat Anda melihat film ini dari sudut pandang Republik Indonesia dengan Rasa Indonesia tentu akan berbeda.
Rasa Indonesia
Rasa dan Indonesia dipadukan menjadi Rasa Indonesia. Sungguh saya sangat tersentuh dan tergugah bangga dan bahagia pada saat melihat perpaduan pelangi Idnonesia dalam tataran kehidupan sehari-hari bermasyarakat bahkand alam kehidupan berbangsa dan bernegara dari kaca mata positif dan saling membangun. Perpaduan yang konstruktif atas Rasa Indonesia bisa saya rasakan dalam Film Tabula Rasa ini.
Saya teringat lagu Indonesia Raya untuk potongan bait " ...Bangunlah Jiwanya ...Bangunlah Badannya." Sungguh indah dan akan menjadi sejahtera gemah ripah loh jinawi negara Indonesia Raya tercinta ini jika pembangunan bukan dimulai dari hal-hal yang nampak dan luar dahulu. Pembangunan harus dimulai dari jiwa, yaitu dengan menumbuhkan dan membangkitkan pembangunan ke-diri.
Manusia hidup adalah manusia yang memulai menjadi manusia yang menuju kesempurnaan dimulai dari diri masing-masing. Manusia sebagai pribadi citra Sang Pencipta perlu selalu meningkatkan kedekatan dan konektivitas yang sinambung dengan Sang Pencipta. Sebagai perwujudannya adalah dengan membangun hubungan yang sepenuh hati, kepedulian dan kebersamaan dengan sesamanya dalam diri pribadi di lingkungan dekatnya.
Pembangunan menyeluruh diri pribadi dan antar pribadi dimulai dari rasa. Rasa yang pas dilakukan dari pengalaman diri masing-masing dalam kehidupan sehari hari  dengan memadukan kepribadian, perilaku sosial dan emosional, serta kecerdasan. Kata lain dalam hal ini adalah Tabula Rasa.