Menjelang pemilihan umum (Pemilu) 2014 atmosfir politik di Indonesia memang pelan-pelan terus terasa. Tapi, sejujurnya sebagai rakyat jelatah, melihat pemberitaan mengenai 'pertarungan' politik di Indonesia saat ini sedikit membuat heran bahkan memuakan. Bahasa sederhananya, konflik-konflik politik saat ini tidak jauh berbeda dengan kisah drama. Bahkan, chanel tv swasta yang biasanya menanyangkan sinetron kejar tayang pun terpaksa harus gigit jari dengan penanyangan berita sensasional 'aktor' politik yang tengah tersandung permasalahan. Bahkan lagi, jangankan sinetron, film korea di Indonesia pun sepertinya mulai kehilangan pamor dengan aksi drama politikus Indonesia.
Bagaimana tidak, sejauh ini secara pribadi tanpa menyinggung pihak manapun, pemberitaan saat ini mengenai konflik elite politik sudah tidak nampak lagi memihak kepentingan rakyat. Alur pemberitaan pun seakan-akan sudah bisa ditebak kemana arah berita tersebut. Memang tidak ada salahnya membuat berita atau mempublikasikan kemelut mengenai konflik partai ataupun perseteruan para politikus. Hanya saja, pemberitaan seperti ini sesungguhnya untuk kepentingan siapa? Rakyat kah? Negara kah? atau kepentingan siapa?.
Subtansi pemberitaan pun sepertinya tidak ada arah tujuan mau dibawa kemana berita ini. Apakah dengan pemberitaan ini rakyat mengerti mau dibawa kemana negara ini. Apakah dengan pemberitaan konflik politikus negara bisa mengatur strategi kemajuan untuk ke depannya. Apakah dengan pemberitaan konflik elite politik negara kita bisa bla bla dan seterusnya.
Sekali lagi, pemberitaan konflik elite politik seperti sudah membawa arus untuk menenggelamkan pemberitaan yang mengarah ketujuan lebih baik. Rindu rasanya dengan berita yang bisa membawa perubahan lebih pasti. Sekali lagi, secara pribadi, sebagai rakyat jelatah, untung apa yang bisa didapat dengan menanyangkan berita konflik elite politik. Mudah-mudahan ke depannya, rakyat-rakyat kecil bisa mendapatkan berita-berita yang layak dikonsumsi dan berita yang lebih membangun tanpa membawa misi kepentingan segelintir orang saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H