Mohon tunggu...
Ibnu Wahyudi
Ibnu Wahyudi Mohon Tunggu... Administrasi - Salesman Militan dan Gerilyawan :)

Cara terbaik suatu karya bisa menjadi abadi adalah dengan 2 (dua) cara, pertama mewujudkannya, kedua menuliskannya. Jika kenyataannya tidak abadi, maka minimal niatkanlah agar bermanfaat untuk orang lain, maka karya mu akan abadi secara turun temurun dari zaman ke zaman. Jangan menilai orang dari menjadi apa dia nya saat ini, tetapi nilai lah seseorang dari menjadi apa dia nya suatu saat nanti, karena banyak orang dicemooh saat ini, tetapi menjadi orang besar saat nanti. Banyak orang yang sangat VISIONER, namun dipandang sebelah mata dan diremehkan. Semua pembuktian kebenaran tentang VISI seseorang ditentukan setelah VISI nya terwujud dan kita hanya bisa bilang: WOW, tahu gitu saya ikut dia dulu

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kisah Inspiratif: Tempayan Retak

23 Oktober 2017   14:51 Diperbarui: 5 November 2017   06:33 1708
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alkisah seorang Kakek yg memiliki 2 buah tempayan yg digunakan utk mencari air, yg dipikul di pundak dgn menggunakan sebatang bambu. 

Salah satu dari tempayan itu retak, sedangkan yg satunya tanpa cela & selalu memuat air hingga penuh.

Setibanya di rumah setelah menempuh perjalanan panjang dari sungai, air di tempayan yg retak tinggal separuh. Selama 2 tahun hal ini berlangsung setiap hari, dimana Kakek itu membawa pulang air hanya 1 tempayan berisi ari penuh dan satu tempayan lagi yang retak berisi air setengah penuh.

Tentunya si tempayan yg utuh sangat bangga akan pencapaiannya. Namun tempayan yg retak merasa malu akan kekurangannya, & sedih, sebab hanya bisa memenuhi 1/2 dari kewajibannya. Setelah 2 tahun yg dianggapnya sebagai kegagalan, akhirnya dia berbicara kepada Kakeke tua itu di dekat sungai.

"Aku malu, sebab Air selalu bocor melalui bagian tubuhku yg retak di sepanjang jalan menuju ke rumahmu."

Kakek itu tersenyum, "Tidakkah kau lihat bunga beraneka warna di jalur yg kau lalui, namun tidak ada di jalur yg satunya?

Aku sudah tahu kekuranganmu, jadi aku menabur benih bunga di jalurmu & setiap hari dalam perjalanan pulang kau menyirami benih-benih itu. 

Selama 2 tahun aku bisa memetik bunga-bunga cantik untuk menghias meja. Kalau kau tidak seperti itu, maka rumah ini tidak se-indah ini, sebab tidak ada bunga."

Kita semua mempunyai kekurangan masing2, namun keretakan & kekurangan itulah yg menjadikan hidup kita bersama menyenangkan & memuaskan.

Artikel saya yang lain, klik DISINI

Salam Ibnu Wahyudi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun