Mohon tunggu...
Ibnu umar fahdri
Ibnu umar fahdri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa IAIN syekh Nurjati Cirebon

Saya Ibnu Umar Fahdri salah satu Mahasiswa dari IAIN Syekh Nurjati Cirebon dari jurusan Tadris ilmu pengetahuan sosial

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Orang-Orang Pendidikan Harus Siapa Itu John Dewey

4 Desember 2024   06:43 Diperbarui: 4 Desember 2024   08:58 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://en.m.wikipedia.org/wiki/File:John_Dewey_cph.3a51565.jpg

Hanya ada beberapa ide dalam dunia pendidikan yang memiliki dampak sebesar pemikiran John Dewey. Aku sendiri berfikir bahwa, konsep "belajar sambil melakukan" yang ia gagas benar-benar revolusioner pada zamanmya. Dewey percaya bahwa pendidikan bukan sekadar persiapan untuk hidup, tetapi adalah hidup itu sendiri. Kalau dipikir-pikir, keren banget, ya, kalau Dewey muncul lagi di dunia modern dan mencoba menerapkan idenya di sekolah-sekolah yang masih konservatif.

Kita bayangkan, Dewey masuk ke kelas dan menggantikan buku teks biologi dengan pengalaman langsung. Siswa nggak cuma membaca tentang tanaman, tapi langsung menanam, memanen, bahkan memberi makan siput dari hasil panennya untuk melihat efeknya. Kadang eksperimennya berhasil, kadang nggak. Tapi yang pasti, mereka belajar lebih dalam, karena proses itu melibatkan pengalaman nyata yang bakal mereka ingat selamanya.

Setelah kegiatan praktis, Dewey pasti akan membawa siswa ke diskusi. Di sini, siswa nggak cuma sekadar mendengar, tapi belajar merumuskan ide, membangun argumen, dan memahami sudut pandang orang lain. Misalnya, mereka bisa berdiskusi tentang seragam sekolah: apakah seragam itu membatasi ekspresi diri? Kalau iya, gimana kalau dihapuskan?

Dewey, yang percaya bahwa sekolah adalah tempat untuk mempersiapkan kehidupan nyata, pasti akan mendorong siswa untuk bertindak. "Kenapa nggak buat petisi?" mungkin itu yang akan ia katakan. Dengan begitu, siswa nggak hanya belajar tentang teori sosial, tapi juga cara membuat perubahan nyata di masyarakat.

Dewey juga punya konsep pendidikan interdisipliner. Menurutku, ini keren banget. Bayangkan apa yang mereka pelajari dalam biologi---tentang tanaman dan siput---diolah lagi dalam matematika untuk menghitung hasil panen, ditulis dalam bahasa Inggris untuk membuat laporan, dan bahkan dituangkan ke dalam seni. Semua terhubung, dan ini membuat belajar jadi lebih bermakna.

Dewey ingin anak-anak nggak cuma jadi penerima pengetahuan yang pasif, tapi juga terlibat aktif dalam proses belajar. Karena, menurutnya, pendidikan adalah proses yang terus berkembang, sama seperti hidup itu sendiri. Waktu anak-anak di sekolah terlalu berharga untuk dihabiskan hanya dengan duduk diam mendengarkan.

Mungkin ide-ide Dewey terdengar radikal pada masanya, dan bahkan sampai sekarang nggak semua sekolah mengadopsi pendekatan ini sepenuhnya. Tapi, menurutku, kalau kita benar-benar ingin anak-anak mempersiapkan masa depan yang lebih baik, kita harus mulai menciptakan "taman bermain" untuk belajar---tempat di mana mereka bisa berlatih membangun dunia yang mereka inginkan.

Jadi, gimana menurut kamu? Apakah sekolahmu sudah menerapkan pengalaman belajar sambil melakukan? Atau mungkin kamu pernah terlibat dalam proyek yang benar-benar membuatmu merasa belajar itu seru dan nyata? Yuk, bagikan pengalamanmu di komentar. Karena siapa tahu, pengalamanmu bisa menginspirasi orang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun