Mohon tunggu...
Ibnu Syahri Ramadhan
Ibnu Syahri Ramadhan Mohon Tunggu... -

Seorang anak kampung yg rentan bahaya globalisasi, gemar jalan-jalan dan makan-makan, dan juga fans setia Arsenal. Mengelola blog www.ibnusyahri.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Revolusi Jenaka Ala Pepeng

1 April 2011   16:12 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:13 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13016742131652790030

ketika kami datang Pepeng memecet sebuah tombol kecil di sisi kiri tempat tidurnya. Secara otomatis kasur tempatnya berbaring itu pun terangkat bagian atasnya. Mengetahui kehadiran kami Pepeng tersenyum.

“jari-jari…!” ucap kami.

Ia kembali sumeringah. Pepeng tinggal di sebuah Apartemen, karena rumahnya yang di Cinere sedang direnovasi. kami datang saat pepeng baru saja usai menunaikan shalat magrib. Lalu ia mengenakan kaca matanya, mencoba menyapa kami satu-persatu.

Saya beruntung, hari itu bisa bertemu pepeng. Sayadatang bersama rombongan Pro U Media, kami berenam saya, Amirul (relawan Marvimarmara),Mas Fani (CEO Pro U Media), Mas Dani (Relawan Mesjid) serta Salim A Fillah, Rh Fitriadi dan Fatan, ketiganya adalah penulis Pro U.

Sepintas dari raut wajahnya tak tampak tanda-tanda kalau pepeng dalam kondisi sakit, wajahnya ceria. Segar. Sesekali ia membuat lelucon yang membuat kami tak kuasa menahan tawa.

“coba bayangkan, Allah yang menyembuhkan. Malah dokter yang dapat duit” selorohnya dengan delik matanya yang khas. Maka meledaklah lagi tawa kami.

Nama lengkap pepeng adalah Ferrasta Soebardi, ia dilahirkan 23 september 1954 di Sumenep, Madura, Jawa Timur. Pepeng memulai karirnya saat ia memenangi lomba lawak mahasiswa pada tahun 1978, ia memperoleh juara pertama. Bersama Krisna dan Nana Krip yang pada lomba itu mendapat juara 2 dan 3, Pepeng membentuk grup lawak Bahana Joke dan juga FKR 246. Ia juga sempat membentuk grup Humor Gmselo, singkatan dari Gerak Musik Seloroh.

Nama Pepeng mulai dikenal luas oleh publik ketika tahun 1992 ia menjadi host pada program kuis interaktif “Jari-Jari” di RCTI. Lalu,pada tahun 2005 sebuah penyakit aneh menyergap lelaki yang dikenal jenaka ini. Tepat 9 November 2005 dokter memvonis pepeng mengidap penyakit langka, Multiple Sclerosis (MS). Penyakit ini menyebabkan Pepeng lumpuh.

Menurut Pepeng, dalam kondisi sakit seperti ini keluarganyalah yang paling berjasa, khususnya sang istri. Tak ubahnya dokter pribadi istri selalu setia menemani, merawat dan mengobati lukanya. Pepeng menjelaskan kalau dalam tubuhnya ini ada 7 lubang yang cukup besar.

“segini besarnya” ungkapnya, sambil menggambarkan sebuah lingkaran melalui ibu jari dan telunjuknya.

Tapi, pepeng punya cara sendiri bagaimana ia meredam rasa sakit yang tak terkira itu. Kalau tiba-tiba saja sakit, Pepeng memejamkan matanya sejenak lalu melafadzkan takbir. Ajaibnya, rasa sakit itu pun hilang.

“kalau sampai keluar air mata, itu tandanya sakit sekali” ujarnya.

Meski demikian, Sakit yang menyergap tubuhnya ini ternyata tidak membuat pepeng patah semangat. Di atas kasurnya itu ia masih bisa melakukan banyak hal seperti membaca, menulis artikel, malah pepeng mengungkapkan keinginannya untuk mengambil Program S3, melanjutkan studi psikologinya. Ia juga menerangkan apa yang akan ditelitinya untuk disertasinya nanti.

“selama sakit, doa yang selalu saya ucapkan berulang-ulang cuma satu”.

“ya Allah jangan jadikan diriku sepi dariMU, dan jangan pula jadikan orang-orang merasa sepi dariku”. Ungkapnya.

Benar saja, tamu yang datang menjenguk pepeng memang tidak pernah sepi. Bahkan menurutnya, ada yang bertamu sampai pukul 1 dini hari. Pepeng tetap setia melayani. Hanya saja pintanya, bila tiba-tiba badannya terasa sakit ia meminta waktu sebentar untuk meredakan rasa nyerinya itu.

Hal menarik lainnya, Semestinya tamu-tamu yang datang menjenguk adalah untuk menghibur dirinya. Tapi, yang terjadi justru sebaliknya. Pepenglah yang menghibur tamu-tamunya. Pernah suatu ketika, ungkapnya, seseorang datang dengan berteriak di depan pintu rumahnya.

“Mas Pepeng, tolonglah saya” teriaknya.

Sontak pepeng terkejut, tamu itu ternyata pengidap penyakit skizofrenia. Ia datang ingin curhat dengan pepeng.

Pada dinding-dinding apartemennya itu tertempel beragam karikatur berwajah jenaka Pepeng. Karikatur itu adalah apresiasi dari para penggemarnya. Semangat serta rasa optimis Pepengmemang luar biasa. Kini, salah satu stasiun TV swastayaitu TV One, meminta Pepeng membawakan sebuah acara yang bernama “ketemu Pepeng”. Acara ini adalah dialog dengan orang-orang biasa namun memiliki jiwa serta prestasi yang luar biasa, pepeng diminta menjadi hostnya.

Namun, sebelum pepeng menyetujui kerja sama itu. Ia mengungkapkan bahwa ada beberapa syarat yang harus disepakati terlebih dahulu yaitu, ia tidak mau dibawa ke mana-mana sehingga syutingnya pun cukup di rumahnya saja. Inilah alasan mengapa Pepeng tinggal di Apartemen. Karena atas inisiatif tim TV One rumahnya yang di Cinere direnovasi untuk syuting acara tersebut.

lalu syarat lainnya yang sangat penting, ia menekankan, adalah Pepeng meminta kalau rasa sakitnya ini jangan diekspos.

“saya ngak mau membagi-bagikan kesedihan” ucapnya.

Di tengah rasa sakitnya itu, pepeng masih menyimpan cita-cita besar. Ia ingin membentuk sebuah pergerakkan, ia menyebutnya revolusi jenaka. Ia ingin berbagi keceriaan kepada siapa saja. Menunjukkan pada dunia bahwa apapun yan terjadi tidak ada alasan untuk berputus asa apalagi meratapi diri, dan Pepeng memang telah membuktikannya.

Ia juga mengungkapkan kecemasannya dengan kondisi bangsa akhir-akhir ini. Di mana sulit sekali mencari orang-orang yang bisa dipercaya serta menemukan pemimpin yang amanah. Hal seperti inilah yang mendorong Pepeng untuk bangkit, ia tidak mau menyusahkan orang lain.

Hampir dua jam kami berbincang pada lelaki jenaka ini. Tapi, rasanya waktu singkat sekali. Belum kami beranjak untuk pamit, tiba-tiba pintu rumahnya diketuk. Sebuah keluarga datang untuk menjenguk. Melihat gelagat kami yang akan undur diri Pepeng pun kembali berseloroh.

“Nah… ada tamu lagi tuh..! ya dah, gantian yah…” Candanya. Tawa pun berderai kembali.

Ulee Kareng, 23 Maret 2011

Pukul 00;08

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun