Mohon tunggu...
Ibnu Syahri Ramadhan
Ibnu Syahri Ramadhan Mohon Tunggu... -

Seorang anak kampung yg rentan bahaya globalisasi, gemar jalan-jalan dan makan-makan, dan juga fans setia Arsenal. Mengelola blog www.ibnusyahri.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Whiplash: Mau Sukses Jangan Malas

27 Maret 2015   10:32 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:56 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini film tentang musik yang sepanjang cerita membuat kita sangat emosional. Tak salah kalau IMDb memberikan ponten 8,2 untuk film produksi Sony Pictures Classic ini. Andrew, seperti anak muda kebanyakan di Amerika. Ia bercita-cita menjadi seorang musisi hebat. Untuk mewujudkan mimpinya itu, Andrew pun masuk sekolah musik ternama yaitu Shaffer.

Andrew harus bersabar untuk mendapatkan posisi inti dalam grup composer. Ia berlatihan keras menjadi seorang drumer. Sampai suatu ketika Flechter sang guru memperhatikan Andrew berlatih drum. Flecther meminta Andrew memainkan drumnya lagi. Sampai di sini, orang-orang pasti akan mengira cerita ini akan seperti drama kebanyakan. Sang guru akan memuji, lalu mengatakan “Luar biasa, kau adalah anak yang kucari.”

Ternyata tidak, Flechter justru mengatakan penampilan Andrew biasa saja. Tak ada yang istimewa. Maka setiap scene cerita ini memang sulit ditebak. Kesan pertama itu membuat sosok Flecther sangat misterius di mata Andrew. Ia berusaha mencari perhatian sang guru. Maka ketika kesempatan itu datang, Andrew berupaya menampilkan dentuman drum terbaiknya

J.K Simmons, tokoh pragmatis di film Spiderman menjadi sosok yang sangat antagonis dalam film ini. Simmons sukses memerankan sosok Flechter sebagai seorang guru musik yang sangat keras mendidik siswanya. Bahkan dalam film ini terungkap ada siswa yang bunuh diri gara-gara tak sanggup mengikuti cara mengajar Flechter yang sangat disiplin tinggi dan perfeksionis itu

Emosi Flechter pun bisa berubah tiba-tiba. Seperti ketika ia memuji penampilan Andrew dalam suatu latihan, lalu ia menjadi sangat marah saat Andrew memukul drumnya tidak sesuai dengan tempo yang ia harapkan. Sampai-sampai wajah Andrew hampir terkena lemparan kursi yang dilempar Flechter karena kemarahannya.

Sejatinya tak ada hal yang menyenangkan di sekolah musik itu. Guru yang kejam, teman yang tidak bersahabat. Semuanya seolah bersekutu menyurutkan semangat Andrew untuk menjadi seorang musisi hebat. Namun di sinilah menariknya, Andrew fokus pada tujuann hidupnya. Ia berupaya untuk tidak peduli pada semua itu. Mencoba melihat sisi positif dari semua hal buruk yang dialaminya di sekolah.

Bahkan, demi mewujudkan mimpinya Andrew tidak hanya berlatih keras. Tapi juga menyingkirkan segala hal tak penting dalam hidupnya. Seperti saat ia memutuskan pacarnya, Nicole. Andrew secara terang-terangan mengatakan bahwa pacarnya tersebut menghambat mimpinya. Ia mengucapkan dengan tenang, seolah tak ingin bernegosiasi lagi dengan hal-hal remeh temeh seperti ini.

Whiplash, film ini sangat cocok untuk kepada siapapun yang mudah patah semangat dalam mewujudkan mimpinya. Film ini mengajarkan kita untuk bekerja keras, fokus, tidak mudah terpengaruh dengan kata-kata orang yang hanya melemahkan mimpi kita. Dan tentu saja yang paling penting, mau sukses itu jangan malas.

Darussalam Menuju Cita-Cita, 23 Maret 2015



Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun