Semisal aku ditanya, ‘Apa kamu percaya hal gaib?’ Aku pasti menjawab ‘iya’. Kecuali kalau ditanya sebabnya kenapa, aku hanya bisa mengangkat pundak sambil berkata ‘tidak’ sebelum melihatnya sendiri dengan mata kepala.
Sedikit banyaknya yang kutahu tentang hal gaib, ialah sesuatu yang tidak bisa dilihat oleh mata biasa. Mereka hanya bisa dilihat ketika satir (penghalang) antara mata manusia dan dunia jin terbuka.
Banyak cara untuk membukanya, tapi … manusia tidak patut melakukannya kalau hanya sekadar mencoba. Dunia gaib adalah dimensi yang tidak pantas dimasuki manusia, walau hanya sekadar meliriknya.
Karena dengan melihatnya, ingatan manusia tidak akan kuat menampung semua yang nampak olehnya. Efek sampingnya, bisa membuat kita gila, jika jiwa kita masih lemah menahannya.
***
Pagi itu aku yakin, dia masih bercanda seperti biasanya. Dia juga melakukan aktivitas dengan giat-giatnya. Kami mengaji bersama, bermain bersama, hingga sore manyambut kita. Namun, dia terlihat agak aneh saat malam hari tiba.
Sebelumnya dia pernah bilang ke aku, kalau hantu dan jin itu berbeda. Manusia tidak akan bisa melihat jin, kecuali orang-orang tertentu. Berbeda lagi dengan yang namanya hantu, yaitu makhluk yang bisa menampakkan dirinya langsung ke kita tergantung kekuatan hantunya.
Belum lama ini, dia mengaku dihantui oleh anak kecil laki-laki yang selalu merengek setiap melihatnya.
Hingga malam hari pun tiba. Tiba-tiba, matanya terbelalak hingga kemerah-merahan tanpa kedip sama sekali. Tangannya bergerak tanpa arah dan kendali. Dia merapal ucapan-ucapan aneh yang tak berarti.
“Eh, Ucup kenapa?” tanya seorang santri. “Dia kesurupan, kayaknya.”