Terdapat banyak sekali golongan atau kelompok  yang ada di dunia ini, bahkan dalam agama islam pun terdapat setidaknya 73 golongan. Terlepas dari semua itu, mengapa kita sebagai sesama ummat islam membiarkan hal yang bergolong-golongan tersebut dengan alasan bahwa iman tidak dapat dipaksakan.
Hal ini seharusnya sangat dilarang jika melihat surat 30 ayat 31-32. Bergolong-golongan adalah hal yang sangat dilarang oleh Allah bahkan mereka yang bergolong-golongan akan dikatakan musyrik (30/31-32). Memang benar di dunia ini golongan itu pasti ada seperti golongan mukmin dan kafir, namun yang jadi permasalahannya adalah dalam suatu golongan, malah ada golongan yang lain, bukankah itu namanya perpecahan? Maka tidak heran jika Allah berfirman bahwa bergolongan itu musyrik karena hanya menumbulkan kerugian dan awal dari sebuah kehancuran.
Jika kita melihat kaum yahudi di Israel sana, mereka awalnya hanyalah pendatang namun seiring berjalannya waktu, Israel menjadi salah satu negara maju. Dan hal ini berawal dari sebuah misi untuk menyatukan ummat yahudi di seluruh dunia sehingga jadilah Israel menjadi negara yang maju walaupun memang sebenarnya Amerika mempunyai peran yang besar dalam proses kemajuan tersebut.
Namun kesimpulannya, bangsa Israel menjadi maju karena dalam golongan mereka tidak ada golongan lain, artinya mereka mempunyai satu tujuan dan pikiran mereka satu frekuensi sehingga sangat jelas tujuan mereka akan kemana tanpa ada hambatan sedikit pun. Walaupun memang Israel sangatlah kejam ketika menyangkut masalah tanah perjanjian, namun yang dapat dijadikan pelajaran disini adalah bagaimana persatuannya mereka dalam berkelompok sehingga dapat mewujudkan sebuah cita-cita yang sangat besar pada saat-saat terpuruk karena pembantaian.
Seharusnya kita sebagai ummat islam dapat bersatu juga, namun mirisnya jika kita melihat di Indonesia yang mayoritas beragama islam ini kebanyakan menganut egoisme sehingga tujuannya ada banyak sehingga sampai kapan pun Indonesia tidak akan maju walaupun dengan berbagai macam kekayaan alamnya karena memang tujuannya bukan untuk menjadi negara maju, melainkan untuk mengisi perut sendiri dan keluarga.
Semoga suatu saat kondisi ini dapat berubah, Amin!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H