Mohon tunggu...
Ibnu shabiq
Ibnu shabiq Mohon Tunggu... Editor - Pelajar/pencapaian cerdas cermat juara3

LETS TALK ABOUT THIS WORLD CONDITION

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dunia Bukan untuk Ditinggalkan

14 April 2024   15:16 Diperbarui: 14 April 2024   15:28 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dari sekian banyak pemahaman yang ada di dunia ini tentang agama islam, salah satu yang paling penulis tidak setujui adalah "dunia hanya sementara akhirat selamanya, maka dari itu sembahyanglah sebanyak-banyaknya." Memang benar bahwa dunia ini sementara sehingga kita tidak perlu terlalu banyak dalam "investasi" untuk dunia ini, namun apakah benar kita harus benar-benar meninggalkan kehidupan dunia ini dan fokus saja ke akhirat?

Jika memang kita adalah ummat nabi Muhammad SAW tentu pemahaman yang di atas adalah tidak tepat. Karena nabi Muhammad sendiri pun berjuang mati-matian demi mewujudkan kehidupan yang fitrah di DUNIA ini, dimana manusia berperan sebagai hamba yang MELAKSANAKAN perintah Allah dan kedudukan Allah sebagai yang tertinggi di alam semesta ini sebagai Rabb, Malik, dan Ilah. Artinya Allah sebagai pengatur, pemilik dan yang ditaati segala perintah-Nya.

Mayoritas ummat islam hari salah kaprah mengenai pribadi Rasulullah yang anti-dunia, padahal baik sejarah maupun Al quran selalu membicarakan tentang bagaimana perjuangan Nabi beserta pengikutnya untuk mewujudkan kehidupan yang fitrah (sesuai) dimana Allah adalah yang tertinggi di SELURUH alam semesta ini, artinya Nabi dan beserta pengikutnya hendak memperjuangkan sistem hukum Allah agar berlaku secara menyeluruh walaupun harus melawan bangsa besar seperti romawi dan persia.

Nabi Muhammad itu memperjuangkan tegaknya Din (sistem atau gaya hidup) yang Allah ciptakan sebelum menciptakan makhluk itu sendiri, Nabi Muhammad bukan berjuang menegakkan agama islam melainkan gaya hidup islam (aslama, tunduk patuh) artinya seluruh kehidupan ini seharusnya diatur dan menggunakan sistem hukum Allah yang ada di Kitab-Nya walaupun manusia kerap kali menggangap sistem hukum Allah itu kejam dan melanggar HAM.

Bro, kita itu bukan siapa-siapa tapi mengapa berani memandang rendah hukum yang Allah ciptakan yang ada di Kitab-Nya sebagai hukum bar-bar dan kejam? Memangnya kita mengetahui segala sesuatu sehingga pantas mengkritik sistem hukum Allah?

Disclaimer: penulis juga mengecam perbuatan teroris dalam bentuk apapun untuk merebut kekuasaan seperti yang dilakukan 1S1S karena masalah kekuasaan hanya Allah yang berhak mencabut/memberikan kita tidak bisa memaksakan tegaknya hukum Allah (Ali imran ayat 26)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun