Mohon tunggu...
Gaharu Online
Gaharu Online Mohon Tunggu... Guru - Ibnu Rusid

Provinsi Nusa Toleransi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Polemik "Sopia" di Nusa Tenggara Timur

6 April 2019   17:08 Diperbarui: 6 April 2019   17:19 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: dokpri. Ket. Sahabat Zainal. Ketua Umum Komisariat UNDANA  PMII Cabang Kupang.

SOPIA, menguntungkan masyarakat dan pendapatan daerah, bagaimana dengan generasi muda ?

Wacana Gubernur NTT  Viktor Laiskoda untuk meluncurka miras SOPIA pada juni mendatang. Menuai respon dari kalangan pemuda NTT salah satu diantaranya adalah Sahabat Zainal selaku mahasiswa Undana dan sebagai Ketua Umum Komisariat Undana Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia cabang Kupang. Menurutnya  apa yang menjadi program pak gubernur NTT tersebut bisa dikatakan sangatlah miris, kenapa? Karena apa yang dilakukan oleh pak gubernur untuk meluncurkan sopia (sopi asli NTT) hanya melihat pada satu sisi yaitu sisi Ekonomi saja.

Dengan alasan bahwa sopia hanya mengandung alkohol 45 % dan juga miras merupakan sumber penghasilan masyarakat NTT. Lanjutnya jika alasannya demikian maka muncul pertanyaan, bagaimana dengan Sumber Daya Alam (SDA) di NTT yang sangat melimpah namun belum dikelola dengan baik?

Apakah SDA yang terkandung di bumi NTT ini tidak bisa menjadi sumber penghasilan? Menurutnya ini sangat miris, kita menginginkan generasi emas unggulan di tahun 2045, dengan slogan REVOLUSI MENTAL, namun kita berusaha merusak slogan tersebut. Karena dilihat dari sisi kemanusiaan miras itu merusak, miras hanya akan merusak tatanan hidup masyarakat, terlebih generasi muda yang seharusnya bermental akademis, bermoral dan berbudi yang luhur seperti yang dicita-citakan oleh bangsa ini.

Jika keadaannya demikian maka para pemuda generasi harapan bangsa hanya akan menjadi pemuda yang hedonis, apatis dan tidak bermoral pancasilais. Jika pemuda NTT hanya berkarakter sopia maka percayalah kita tidak akan pernah mencapai yang namanya revolusi mental. Mungkin pak gubernur berpikir bahwa dengan kadar alkohol hanya 45 % maka tidak akan merusak moral masyarakat. Beliau mungkin berpikir bahwa dengan kadar alkohol hanya 45 % maka tidak akan berpengaruh pada masa depan generasi muda. Perlu kita tahu bahwa hanya dengan melegalkan miras saja NTT akan dicap cacat mental.

Dengan alibi bahwa pengadaan miras ini akan dikontrol dengan baik, sementara program english day di setiap hari rabu yang kita semua tahu bahwa potensi berbahasa masyarakat NTT masih dibilang sangat sangat minim. Kontrolnya  masih dalam tanda tanya (?) apa tindakan yang harus dilakukan pemerintah untuk hal itu ? Bagaimana pemerintah bisa mengontrol masyarakat yang ada di pedalaman terkait program tersebut ? Jangankan di pedalaman, di kota kupang sendiri program english day perlahan mulai redup.

Hal itu mungkin akan terjadi pada program pengadaan sopia dimana masyarakat hanya akan mengerti bahwa miras dilegalkan oleh pemerintah tanpa mereka pikir bahwa semua itu ada aturannya. Apakah pemerintah bisa menjamin tidak akan terjadi hal demikian ? Sementara masih banyak potensi SDA yang melimpah di pulau NTT yang bisa dijadikan sebagai sumber penghasilan masyarakat NTT.

Misalkan dibidang pertanian, masih ada lahan yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat untuk mengelola tanaman pangan yang bisa meningkatkan pertumbuhan Ekonomi masyarakat NTT. Semua itu hanya dibutuhkan dorongan yang baik dari pemerintah. Karena jika kita menghitung potensi kekayaan alam NTT itu tidak terhitung jumlahnya.

Tidak hanya miras, tapi juga ubi, pisang pepaya kelapa, tebu dan masih banyak lagi bahan pangan yang bisa dikelola untuk dijadikan sumber penghasilan masyarakat tergantung bagaimana manejemennya. Yang dibutuhkan sekarang adalah bagaimana sumber daya manusianya (SDM). Yang perlu perhatian khusus adalah bagaimana mengatur SDM untuk dapat mengelola SDA yang ada. Bukan dengan miras yang hanya akan meracuni generasi muda.

Editor : Sahabat Ibnu Rus, S.Pd

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun