Mengaku menang secara demokratis, tapi tidak siap dengan bisingnya demokrasi, itu ibarat mau makan enak di restoran tapi kabur ketika diminta membayar. Ironisnya, sikap seperti ini didukung oleh sekelompok manusia mutan, pendukung fanatik pemenang pemilu, yang mendadak muncul pasca pesta demokrasi 2014. Manusia mutan inilah yang bertugas memberikan pembenaran atas nama "publik".Â
Manusia mutan ini punya misi khusus. Memuji sang raja. Membuat propaganda. Dan membungkam pengkritik raja. Misinya adalah hilirisasi opini ke tengah masyarakat, agar jangan sampai ada yang berani menyentuh sang raja.
Upaya inilah yang baru-baru ini coba dilakukan terhadap Wakil Ketua DPR Fadli Zon, oleh seorang manusia mutan dalam salah satu kanal Sewot, yang diduga menjadi binaan kelompok mutan itu sendiri.Â
Sebagaimana pada postingan saya sebelumnya, Fadli bisa dibilang salah satu anggota DPR yang sangat kritis terhadap pemerintah. Dalam banyak kesempatan dia selalu bilang. Bahwa berbicara, berkomentar, mengkritik, itu adalah tugas anggota DPR. Justru aneh jika anggota DPR tidak berbicara.
Sekarang, sekelompok manusia mutan ingin menggalang opini untuk melaporkan Fadli atas kritiknya di twiiter terhadap pemerintah dalam isu Rohingnya. Konon bermuatan HOAX yang SARA. Padahal kalau manusia mutan itu mau sedikit pake otaknya, kalimat Fadli di twitter itu mengandung opini dan juga fakta. Tidak ada HOAX. Kalaupun ada yg dianggap SARA, itu pun berbasiskan fakta.
Jika argumennya adalah HOAX dan SARA, sepertinya pidato Piktor Laykodat yang salah mengartikan khilafah, itu jelas lebih SARA. Tapi manusia mutan, tidak berencana melaporkannya.Â
Aneh?tidak tentunya..namanya juga manusia mutan. Misinya membodohi publik, membungkam pengkritik, menghancurkan demokrasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H