Mohon tunggu...
Ibnu Jarir
Ibnu Jarir Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

historical

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Konsep Syukur dalam Surat Al-Kautsar

21 Desember 2024   23:13 Diperbarui: 21 Desember 2024   23:09 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendahuluan

Pada kehidupan zaman ini, manusia berlomba-lomba dalam meningkatkan taraf hidup mereka menjadi lebih baik dan kaya. Saat mereka masih berusaha mencapai kekayaan yang mereka inginkan, mereka akan bekerja dengan keras dan berdoa kepada Allah dengan penuh harap. Tetapi ironisnya setelah tujuan tersebut tercapai, tidak sedikit dari mereka yang melupakan akan Tuhan Yang Maha Kaya yang telah mengabulkan harapan dan doa mereka. Mereka menganggap bahwa hasil kekayaan yang mereka peroleh merupakan hasil kerja keras mereka selama ini tanpa menganggap Allah yang telah memberi rezeki kepada mereka. Kewajiban terhadap apa harusnya mereka keluarkan setelah mendapatkan kekayaan diabaikan dan ditinggalkan.

Mereka yang mensyukuri nikmat Allah yang begitu banyak kepada mereka akan bersyukur dengan sungguh-sungguh dengan meningkatkan kualitas ibadah mereka serta mengeluarkan apa yang menjadi hak kepada yang berhak menerima (zakat) setelah memiliki harta kekayaan yang melimpah. Mereka menganggap apa yang telah mereka peroleh merupakan hasil pemberian Allah dan hanya titipan yang bersifat sementara. Tanpa kuasa-Nya, seseorang tidak mungkin mendapatkan apa yang diinginkannya sekeras apapun usahanya.

Keharusan seseorang bersyukur diterangkan dengan gamblang dalam Surat Al-Kautsar. Allah telah memberikan banyak kenikmatan baik yang seseorang sadari maupun tidak disadari. Seorang yang benar-benar bersyukur akan menganggap bahwa semua kenikmatan yang diperoleh bertujuan agar dia lebih ingat dan dekat kepada Allah serta menggunakannya dijalan Allah.

Konsep Syukur dalam Surat Al-Kautsar memiliki makna penting bagi seseorang dalam mengetahui apa itu sejatinya bersyukur kepada Allah. Rasa syukur yang kian luntur dalam jiwa seseorang perlu dibangkitkan dan ditanamkan kembali sebagai kebiasaan baik yang harus selalu diingat dan dilakukan apabila menerima tambahan nikmat dari Allah SWT. Oleh karena itu, penelitian terhadap "Konsep Syukur dalam Surat Al-Kautsar" menjadi penting.

Pembahasan

  • Surat Al-Kautsar

()   ()   ()

Artinya: Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkorbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus.

  • Asbabul Nuzul

Terkait asbabul nuzul Surat Al Kautsar Imam Ahmad meriwayatkan hadis dari sahabat Anas bin Malik ra. Bahwa Rasulullah menundukkan kepalanya sejenak lalu beliau mengangkat kepalanya seraya tersenyum. Para sahabat bertanya, "Mengapa engkau tersenyum ya Rasulullah?" Maka Rasulullah menjawab, "Sesungguhnya telah diturunkan kepadaku suatu surat". Lalu beliau membaca Surat Al Kautsar.  "Tahukah kalian apakah Al Kautsar itu?" Mereka menjawab, "Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui".

Rasulullah SAW bersabda, "Al Kautsar adalah sebuah sungai (telaga) yang diberikan kepadaku oleh Tuhanku di dalam surga. Padanya terdapat kebaikan yang baik. Umatku kelak akan mendatanginya di hari kiamat. Jumlah wadah-wadahnya (bejana-bejana) sama dengan bilangan bintang-bintang" Diusir darinya seseorang hamba, maka aku berkata, "Ya Tuhanku, sesungguhnya dia dari umatku." Maka dikatakan, "Sesungguhnya kamu tidak mengetahui apa yang telah dibuat-buatnya sesudahmu" (HR. Ahmad).

Asbabul nuzul yang lain, yaitu berkenaan dengan Ash bin Wail yang menghina Nabi SAW sebagai abtar (terputus nasabnya) sebab meninggalnya putra beliau. Kemudian turunlah surat ini sebagai balasan bahwa Ash bin Wail yang telah memusuhi Rasulullah itulah yang abtar.

  • Tafsir Surat Al-Kautsar

Nama surat Al-Kautsar diambil dari potongan ayat pertama Al-Kautsar yang berarti nikmat yang banyak, dimana. Dalam tafsir Al-Azhar menurut hadis riwayat At-Tirmidzi yang menjelaskan bahwa Al-Kautsar adalah nama sebuah telaga di surga. Pendapat lainnya dalam hadis riwayat Muslim menjelaskan bahwa Al-Kautsar adalah sebuah telaga yang terletak sebelum pintu surga dimana Nabi SAW bersama umatnya akan minum di telaga tersebut sebelum masuk ke dalam surga.

Pada ayat kedua umat islam diperintahkan untuk mendirikan shalat dan berkurban sebagai ungkapan syukur seseorang terhadap nikmat yang begitu melimpah yang Allah berikan kepada seseorang. Selanjutnya pada ayat yang terakhir (ayat ketiga) menjelasakan tentang golongan yang terputus dari rahmat dan pertolongan Allah SWT, yaitu mereka yang membenci, memusuhi, dan mengingkari Rasulullah SAW.

 

  • Konsep Syukur dalam surat Al-Kautsar

Konsep syukur pada hakikatnya yaitu berterimakasih dengan menampakkan nikmat yang telah diberikan Allah SWT kepada seseorang. Adapun caranya sesuai yang dijelaskan menurut Islam yaitu dengan syukur dengan hati, ucapan, maupun perbuatan. Nikmat Allah yang diberikan kepada seseorang tentu sangat banyak seperti seperti yang tertera dalam Surat Al-Kautsar ayat satu yang artinya, "Sesungguhnya kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak". Selanjutnya salah satu ayat dalam Surat Ar-Rahman yang diulang-ulang yang berarti, "Maka nikmat Tuhan mana lagi yang kamu dustakan".

Nikmat Allah yang diberikan kepada manusia sangatlah banyak. Dari yang berwujud dan tidak berwujud, yang besar dan kecil, dari yang disadari dan tidak disadari, sampai yang Allah berikan kepada manusia tanpa pandang bulu baik yang beriman maupun tidak beriman. Hal ini menunjukkan sifat Rahman dan Rahim Allah SWT.

Adapun cara bersyukur yang diterangkan dalam surat Al-Kautsar lebih tertuju pada bersyukur dengan bentuk perbuatan yang tentunya diiringi dengan syukur dalam hati dan lisan. Pada Surat Al-Kautsar ayat kedua menjelaskan cara bersyukur dengan mendirikan shalat dan berkorban. Shalat merupakan bentuk hablum minallah atau hubungan antara manusia dengan Allah dan melalui shalat berarti ia telah menampakkan rasa syukur dengan ketaatan beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah.

Selanjutnya bersyukur dengan cara berkurban merupakan bentuk hablum minanas atau hubungan antara sesama manusia. Dengan berkurban manusia telah menunjukkan rasa kepedulian sosial yang tinggi, kasih sayang, dan dapat melatih sifat kedermawanan. Dengan mengamalkan surat Al-Kautsar maka seseorang termasuk kedalam golongan orang yang bersyukur, taat kepada Allah SWT dan Rasul-Nya, serta memiliki kepedulian sosial yang tinggi.

Penutup

Berdasarkan surat Al-Kautsar dapat diambil kesimpulan bahwa konsep bersyukur yaitu bersyukur dengan menampakkan nikmat yang Allah berikan dengan bentuk perbuatan yang telah dijelaskan dengan dua cara yaitu mendirikan shalat dan berkorban. Shalat merupakan bentuk hablum minallah atau hubungan antara manusia dengan Allah dan melalui shalat berarti ia telah menampakkan rasa syukur dengan ketaatan beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah.

Selanjutnya bersyukur dengan cara berkorban merupakan bentuk hablum minanas atau hubungan antara sesama manusia.  Dengan berkurban manusia telah menunjukkan rasa kepedulian sosial yang tinggi, kasih saying, dan dapat melatih sifat kedermawanan. Dengan mengamalkan surat Al-Kautsar maka kita termasuk kedalam golongan orang yang bersyukur, taat kepada Allah SWT dan Rasul-Nya, serta memiliki kepedulian sosial yanbg tinggi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun