Mohon tunggu...
ibnu irawan
ibnu irawan Mohon Tunggu... -

Mahasiswa. suka ; baca-baca, tulis-tulis, jalan-jalan, liat-liat, bagi-bagi, tapi bukan minta-minta. 085710021949

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Seni Mengungkapkan Rasa

27 November 2012   06:57 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:37 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap kita umumnya mesti berkehendak untuk menginginkan sesuatu ; pekerjaan, bantuan, kebutuhan. Biasannya bermula dari sebuah ‘rasa’ kemudian berlanjut kepada ungkapan dan tanggapan. Kebannyakan rasa itu di tanggapi langsung, tanpa banyak dipikir ulang, padahal belum tentu rasa yang di rasa itu betul-betul benar menurut kebanyakan orang. Umumnya.

Kebanyakan si pemilik rasa ini kaku dalam mengungkapkannya, atau lebih tepatnya seni mengungkapkan rasa dan keinginan. Padahal rasa atau keinginan yang akan di ungkapkan itu adalah suatu yang sangat urgen.

Seni dan cara ini meliputi bagaimana dan kepada siapa rasa keinginan ini di sampaikan. Sebagai misal jika kita ingin mengutarakan kenginan meminta bantuan kepada adik, kakak, saudara, ayah, teman kerja, atau atasan kantor. Tentu carannya berbeda. Tidak sama. Tidak pula menyimpan makna ‘memerintah’. Nah. Cara ini yang mungkin penting tidak penting kita perhatikan dalam mengutarakan rasa ; keinginan permohonan bantuan.

Ungkapan ini banyak vareasinya. Sebagai permisalan jika meminta bantuan kepada orang disekitar yang lebih muda, dimulai dari menanyakan kesanggupannya membantu “ dek..bisa bantu ambilkan tas di kamar?. Lagi sedang ada tamu ni, gak enak di tinggal”, penjelasan pun di tambahkan di ujung kalimat permohonan bantuan tadi. Nah bagai mana jika kepada sesama teman yg kebetulan dia nya mau berangkap ke minimarket “eh sob,,,bias nitip kan? Minuman ama roti, “.Kemudian kepada atasan. Nah bisa diteruskan…

Sehubungan dengan bahasan di atas tadi. Pagi tadi kira-kira jam 08.00 sewaktu saya mau berangkat ke kampus . Handphone sy berdenting, lalu sy buka dan sefahaman sy baca isi SMS tadi- itu adalah sebuah ungkapan minta tolong. Tapi mungkin bahasa dan carannya saja yang –menurut sy kurang pas-.

Begini SMS nya : “tolong cariin biografi abu hanifah atau tabi’in yg lain. Tolong. Ini dah mau dikumpul”.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun