Sahabat kami yang satu ini memang “top” dikelas pelajaran semester sebelumnya, saya pribadi lebih secara diam mengagumi tehnik belajarnya yang sederhana dan mudah menalari materi, karena memang materi-materi kami yang kebanyakan orang mengakuinya teramat sulit, lebih dari itu ia pun men-share apa yang sudah dimengerti, tentunya dengan sangat baik. Dan kami pun banyak terbantu olehnya.
Namun akhir-akhir ini ia nampak lebih terlihat cool&calm, terlihat lebih tenang dan terkesan diam, saat materi dikelas berlangsung, tak banyak berkomentar dan tak banyak tanya, padahal pada waktu sebelumnya ia paling bisa mewarnai suasana dikelas. Menjadikan hangat suasana dengan pertanyaan-pertanyaan yang mengajak teman-teman lain mengernyitkan dahi.
Saya sendiri merasa tak nyaman dengan suasana yang penuh dengan tanda tanya seperti saat ini, hari ini saat istirahat materi berlangsung dengan penuh keyakinan saya memberanikan diri menanyakan apa yang ada dalam benak dan pikiran.
Memulai dengan sebuah dialog ringan menanyakan seberapa persen kah ia menguasai materi yg seambreg-ambreg dan terus bertambah sanpai saat ini hingga akhir semester. Saya pun menanyakan :
Tanya : Da,,,(singkat dari uda, dan memang ia urang awak ; orang padang), kenapa anda terlihat diam dan tak begitu aktif pada diskusi materi dikelas akhir-akhir ini?
Jawab : “Seekor kucing akan sangat terlihat tenang ketika ia berada di kawasan singa” (analogi yg renyah dan terkesan bijak)
Tanya : Bukankah seekor kucing bisa saja menjadi raja disana?
Jawab : Ya bisa jadi. Tapi “Cukuplah kucing menikmati apa yang Raja Hutan itu tangkap”.
Hm..saya diam,manggut-manggut dan merenungkan jawaban Uda kami tadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H