Mohon tunggu...
Ibnu Fajar
Ibnu Fajar Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Seorang Guru Matematika di SMA Negeri 1 Pagar Alam - Sumatera Selatan Blog http://ibnufajar75.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Penggunaan Tablet Surface dalam Pilpres Amerika Serikat

9 November 2012   10:43 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:43 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berbeda dari negara kita Indonesia, di Amerika Serikat dapat melihat hasil pemilihan pilpresnya yang lalu dengan cepat bukan karena hasil dari quick count, akan tetapi hasil yang diperoleh memang akurat sesuai dengan jumlah pemilihnya. Ini karena adanya penggunaan teknologi dimana dalam pelaksanaan pilpresnya menggunakan tablet PC untuk menandai dan mencetak surat suara masyarakat pemilih. Berbeda dengan pemilu di Indonesia yang masih menggunakan paku untuk mencoblos kertas calon pemimpin yang akan dipilih.

Berikut informasi yang saya dapat dari Metrotvnews.com, adalah Democrazy Live, perusahaan yang menangani teknologi pemungutan suara elektronik dalam Pilpres AS 2012 ini. Democrazy Live memasang tablet Surface dari Microsoft yang telah dilengkapi aplikasi liveballot. Tablet inilah yang menampung suara warga AS pada hajatan politik empat tahun sekali tersebut.

Menurut Byan Finney, CEO Democracy Live, Surface dipilih sebagai media dalam Pilpres AS 2012 setelah melewati beberapa kali uji coba. Salah satunya proses pemilihan di Virginia. Finney mengatakan tablet Surface yang digunakan dalam pemilu kali ini juga menggunakan sistem berbasis Cloud, yaitu Microsoft Windows Azure untuk menghimpun suara dan melakukan rekapitulasi. Terbukti, penghitungan suara berlangsung cepat, sampai akhirnya Pilpres AS 2012 menetapkan Barack Obama sebagai presiden AS terpilih untuk kedua kalinya.

Sebenarnya Indonesia pernah menggunakan teknologi namun masih dalam tabulasi penghitungan suara mulai dari PPK di kecamatan hingga KPU pusat, sedangkan pada pelaksanaan pemilunya masih sistem manual yaitu mencoblos atau mencontreng calon pilihannya. Inipun banyak menuai kritikan mulai dari keterbatasan kemampuan petugas dalam mengoperasikan teknologi ini maupun besarnya biaya yang di keluarkan yang tidak sepadan dengan manfaatnya.

Namun yang saya garis bawahi dari hasil pemilihan presiden di Amerika Serikat ini dengan menggunakan teknologi mulai dari tempat suara hingga rekapitulasi data adalah pemilihan presiden ini terlaksana secara transparan, jujur, dan adil karena tidak akan terjadi penggelembungan suara pemilih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun