Salah satu definisi bulan ramadhan yaitu sebagai bulan dakwah, yaitu upaya untuk senantiasa mengajak, menyeru, menghimbau, menyampaikan sesuatu yang baik kepada sesama manusia. Dakwah tidak harus diartikan di atas mimbar, dimanapun dan kapanpun sebagai muslim yang beriman senantiasa di perintahkan untuk berdakwah dengan cara atau pendekatan yang baik dan benar.Â
Menurut Prof Quraish Shihab, dakwah merupakan seruan kepada keinsyafan atau suatu upaya untuk mengubah situasi kepada sesuatu yang lebih baik, baik diri sendiri maupun kepada masyarakat. Perintah berpuasa dalam Al-Qur'an turun secara sistematis di surah Al-Baqarah ayat 183 sampai 187, dalam konteks amalan yang di anjurkan untuk dilakukan pada bulan ramadhan tidak hanya menyeru kita pada sesuatu yang sifatnya wajib saja namun sejalan dengan prinsip dan nilai dakwah kepada manusia.
Di bulan ramadhan intensitas dakwah kini semakin bertambah, ceramah tarwih dan subuh serta kajian keislaman turut mewarnai dan memberikan peluang dakwah semakin terbuka. Masjid di seluruh pelosok Indonesia akan dipenuhi para muballigh yang senantiasa memberikan pencerahan kepada umat Muslim, sehingga diharapkan ruang tersebut menjadi wasilah agar mendapatkan hidayah dari Allah swt untuk senantiasa menjaga ketakwaan sehingga dapat membentengi diri dari tantangan di 11 bulan lainnya.Â
Kendati demikian, dakwah harus sarat dengan nilai kesejukan, kedamaian serta bijaksana. Sebab, ada juga muballigh yang kerap melakukan dakwah dengan cara-cara provokatif dan sarat muatan politis kepada jamaah di masjid ataupun di tempat kajian lainnya. Sementara dakwah harus senantiasa memberikan keteladanan, tidak sekadar menyampaikan saja, oleh karenanya sebagai seorang pendakwah harus senantiasa lebih dulu mengamalkan apa yang disampaikan kepada jamaahnya, karena salah satu pilar kesuksesan dakwah yakni keteladanan sebagaimana yang di contohkan Nabi Muhammad saw ketika berdakwah.
Ada 3 konsep dakwah yang harus dipegang teguh oleh para da'I yaitu Al-Hikmah yang berarti Kebijaksanaan. Seorang pendakwah harus mampu memahami konsep dakwah yang hikmah agar ketika menyampaikannya sesuai dengan konteks dan pendekatan yang korelatif kepada sasaran dakwahnya, hal tersebut agar dakwah mudah diterimah.
Konsep selanjutnya yakni dengan Maudizah Al-Hasanah atau bertutur kata yang baik, sebagai da'i yang akan berinteraksi dengan orang lain dengan latarbelakang yang berbeda-beda harus mampu menguasai konsep ini, jika seorang da'I dengan caranya yang kasar serta selalu mendorong jamaah kepada pemahaman yang keras akan sangat berpotensi ditolak dan sulit mendapatkan panggungnya kembali di hati masyarakat Muslim, oleh karenanya da'I harus mampu bertutur kata yang baik dengan tidak menyinggung apalagi sampai memprovokasi jamaah.Â
Konsep yang terakhir yakni Wa Jadil Hum Billati Hiya Ahsan, konsep ini menekankan pada upaya penyampaian yang lemah lembut, sistematis dan argumentatif. Seorang da'I harus mampu menguraikan ajaran agama dengan jelas dalam memahami perkembangan dunia, masalah umat, dengan menyajikan pendekatan sosiologis, diharapkan jamaah lebih mudah menerima dan memahami apa yang disampaikan. Ketiga konsep tersebut termaktub dalam Q.S An-Nahl ayat 125.
Oleh karena itu, menjadi seorang da'I harus mampu memahami konsep dan segala aspek yang dapat mendorong kesuksesan dakwah, banyak cara untuk berdakwah tanpa harus naik di atas mimbar, salah satunya dengan memperbanyak menolong orang lain di bulan ramadhan ini. Maka mari manfaatkan momentum ramadhan sebagai spirit untuk berbenah dan saling mengajak kepada kebaikan, semoga segala uraian ini bisa bermanfaat bagi para pembaca yang bijaksana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H