Mohon tunggu...
Ibnu Andhika
Ibnu Andhika Mohon Tunggu... -

Berkunjung ke Semua Negara Dunia Impianku l Manusia hanya Makhluk Lemah sekalipun Presiden l Melihat semua Kejadian dari berbagai sudut akan lebih Baik bukan hanya Kedekatan Emosional saja. l Segera Masukkan Daftar Hitam untuk Keluarga Koruptor l Lebih Mencintai NKRI Lahir dan berharap Meninggal di Indonesia l Jangan Melupakan Sejarah l Pengagum Sosok Bapak Bangsa Bung Karno.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Politikus Dekil atau Politikus Garong APBN

28 Januari 2014   08:53 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:23 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Beberapa waktu yang lalu Penulis berkesempatan menghadiri pertemuan kecil-kecilan membicarakan Pasca Pemilu 2014 karena mungkin di antara Kita masih banyak yang tidak peduli Siapapun yang akhirnya menjadi Pemimpin Indonesia selanjutnya dan masih saja berpikir siapapun Pimpinannya Hidup sama saja tidak bisa merubah Nasib Rakyat banyak , apalagi jika menunjuk Komoditas yang sangat-sangat Vital yaitu : Sembako ( Sembilan Bahan Pokok ). Saat ini memang banyak Capres Potensial bermunculan ada yang Narsis tiap waktu muncul di Televisi Miliknya , Capres dari kalangan Musisi sampai Capres dari kalangan Komedi yang selalu menghibur dengan canda tawanya.

Judul ini diambil karena melihat kebiasaan para Politikus yang sedang marak di berbagai Media karena kebanyakan dari Mereka mungkin bisa dibilang 90% berpenampilan Menarik dan Postur Tubuh sampai Kendaraan yang digunakan. Memang tidak ada yang salah mengenai Penampilan Mereka tetapi jika dibandingkan dengan para Pemilih nanti yang lebih besar dari kalangan Menengah ke bawah yang sekedar untuk makan hari ini saja sudah bersyukur seharusnya janganlah terlalu berlebihan. Politikus Dekil sering kali tidak menarik untuk diperhatikan karena sudah bukan Rahasia lagi para Pemilih lebih suka Tokoh-tokoh yang Menarik dari Segi Fisik maupun Penampilan seolah-olah Mereka itu Cerdas dan Baik, padahal sudah banyak dibuktikan para Politikus Garong APBN salah satu cirinya seperti itu : Mobil Mewah , Jam Mewah , Rumah Mewah sampai punya Simpanan yang Bergerak atau Diam.

Politikus Dekil tidak menarik karena Pemilih selalu berpikir bagaimana mau membuat Rakyat Sejahtera sedangkan untuk dirinya saja kurang,hehe. Ironis memang cara berpikir tersebut padahal kita ketahui Politikus Dekil bukan Mereka tidak Mampu tetapi karena memang Gaya Hidup dan Penampilan Mereka seringkali Sederhana sekali malah kalau dibilang Ibarat Mutiara di lautan yang Indah Berkilau jika Kita mendalami Karakter Mereka-mereka itu. Setidaknya para Politikus Dekil masih bisa Hidup Nyaman di Luar dengan Bahagia bersama Keluarga tercinta karena tidak terjebak kehidupan Hedonis para Politikus Garong APBN yang sekarang berkumpul bersama rekan-rekannya di Kebun Koruptor mungkin disana mereka akan Arisan dan menebak siapa lagi rekannya yang kembali ikut di Kandangin KPK.

Kadang Dekil juga bermanfaat dan lebih nyaman karena tidak harus berpura-pura menjadi Politikus yang Sok Bersih sehingga Kinerja akan terus meningkat dan rakyat yang dipimpinnya akan senang juga bahagia karena bisa lebih dekat tanpa harus merasa jauh untuk sekedar bersalaman. Kenapa Politikus Garong APBN rata-rata memang Sombong juga Angkuh karena Mereka menganggap Rakyat itu hanya Barang Dagangan saja yang dibutuhkan saat Pemilu Tiba contohnya sekarang ini apapun Mereka lakukan dari berkunjung ke Daerah pemilihannya sampai-sampai rela menginap di tenda Pengungsian dengan Harapan mendapat Limpahan Suara di Pemilu nanti. Lalu saat Pemilu sudah Usai dan Politikus tersebut terpilih untuk duduk menjadi Wakil Rakyat ataupun Pemimpin Indonesia yang baru jangankan untuk kembali berkunjung sekedar menanyakan Nasib Rakyatnya dan keluhan saja tidak akan dipedulikan lagi.

Lebih Baik Dekil juga sederhana daripada menjadi Sok Bersih padahal Garong yang akhirnya berkumpul bersama-sama di kebun Koruptor.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun