Mohon tunggu...
Ibnu Andhika
Ibnu Andhika Mohon Tunggu... -

Berkunjung ke Semua Negara Dunia Impianku l Manusia hanya Makhluk Lemah sekalipun Presiden l Melihat semua Kejadian dari berbagai sudut akan lebih Baik bukan hanya Kedekatan Emosional saja. l Segera Masukkan Daftar Hitam untuk Keluarga Koruptor l Lebih Mencintai NKRI Lahir dan berharap Meninggal di Indonesia l Jangan Melupakan Sejarah l Pengagum Sosok Bapak Bangsa Bung Karno.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pertarungan Jokowi Effect Melawan SBY Effect di Pilpres 2014

25 April 2014   11:22 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:13 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

PDIP sebagai Partai yang Sabar selama 10 Tahun tidak tergiur untuk masuk ke Pemerintahan Pusat walaupun sudah beberapa kali di tawarkan Posisi Menteri tetap teguh sehingga pada Pileg 2014 mendapatkan Buah dari Kesabaran tersebut karena dari beberapa Propinsi berhasil Menang di atas 19 % contohnya : Banten , DKI Jakarta , Jawa Barat , dan Jawa Tengah sehingga membuat Peluang Capresnya yaitu Jokowi bisa Melaju bertarung di Pilpres 2014. Apalagi dikuatkan dengan masuknya Partai Nasdem sebagai bagian dari Gerbong yang siap Menang untuk Perubahan dan Indonesia Hebat , untuk itu walaupun masih belum ada Keputusan Final dari KPU tetapi dengan sudah banyaknya Daerah melakukan Pleno bisa diketahui berapa Besar Kekuatan Capres-capres yang nanti bertarung. Jokowi ibarat Magnet untuk Rakyat yang mendambakan Pemimpin yang sederhana dan mau mendengarkan keluh kesah tanpa ada sekat atau batas yang sering menjadi penghalang antara Pemimpin dengan Rakyatnya.

Jokowi Effect seringkali membuat banyak orang salah menafsirkan dan akhirnya dibuktikan bahwa Perolehan Suara PDIP Meningkat sedikit banyak berpengaruh terhadap pencalonan yang sudah di Amanatkan Rakyat Indonesia ke Jokowi melalui Partai PDIP , untuk itu tidak salah jika pada akhirnya Jokowi yang menjadi Presiden Indonesia selanjutnya. Bukan mengecilkan Peluang dari Capres lainnya tetapi sudah terlihat Gema dan Semangat di berbagai Daerah di Indonesia bahwa nanti adalah Apapun Partainya Pilih Jokowi Presidennya. Jadi jangan merasa galau dan rendah diri untuk para Pesaing atau juga yang dari hati kecilnya sangat-sangat tidak rela Jokowi menjadi Pemimpin Negara ini karena itu sudah menjadi Pilihan Rakyat.
SBY Effect ternyata masih ada apalagi di berbagai Kota Partai Demokrat masih bisa menjadi Juara contohnya : Pacitan , Madiun dan Sampang. Untuk itu sebagai Presiden yang saat ini masih Berkuasa tidak heran jika banyak yang masih yakin SBY akan merubah Peta Politik Indonesia pada Pilpres mendatang karena dengan Strategi beliau yang memang sudah tidak diragukan lagi dengan Modal perkiraan 9% Suara Demokrat masih membuka Peluang membangun Poros Baru untuk Memajukan Capres dan Cawapres sendiri hal itu dikuatkan jika pada akhirnya bisa menggandeng PAN , PKB dan PKS yang memang selama 10 Tahun menjadi Mitra Koalisinya. Jika hal itu terjadi maka hanya akan ada 2 Calon yang bertarung yaitu Gerbong Jokowi dan Gerbong dari SBY lalu akan meninggalkan rasa Sedih untuk 2 Capres yang selama ini sangat-sangat ingin Berkuasa yaitu : ARB dan Prabowo karena Suara Mereka tidak cukup untuk Maju di Pilpres.

Penulis berharap pada Pilpres nanti memang dilaksanakan dengan cepat yaitu 1 Putaran saja daripada harus 2 Putaran yang menghabiskan Dana lebih Besar karena daripada digunakan untuk Pemilu mendingan untuk Kebutuhan yang lebih penting yaitu : Pendidikan dan Kesehatan yang sangat dibutuhkan Rakyat Indonesia , Apakah Tahun ini Indonesia Hebat akan benar terwujud atau kembali menghasilkan Pemimpin yang di lahirkan oleh Rejim SBY yang terkenal haus Kekuasaan dan Bagi-bagi Kursi Menteri saja.

Jangan Ragu untuk menciptakan Perubahan karena itu berasal dari Diri Sendiri dulu , karena setiap langkah kecil menentukan Nasib Bangsa ini untuk 5 Tahun ke Depan. Jadikan Pilpres nanti Pembuktian bahwa Suara Rakyat itu Penting bukan hanya Barang Dagangan saja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun