Mohon tunggu...
Ibnu Surastyoadji
Ibnu Surastyoadji Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

Hobi bercocok tanam dan minum kopi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Ubi Cilembu Memaksimalkan Potensi Lahan Sempit di Desa Cikarawang

24 Januari 2023   23:38 Diperbarui: 25 Januari 2023   00:15 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diskusi Mahasiswa dengan Tenaga Ahli (Dokpri)

Pak Sarja atau yang biasa dipanggil Aki Sarja adalah salah satu petani yang memiliki lahan sempit di Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Lahan sempit merupakan luas lahan yang kurang dari 0,5 hektar, sedangkan lahan pertanian yang dimiliki oleh Aki Sarja hanya 2800 meter persegi. Aki Sarja merupakan petani yang cukup sepuh di Desa. Beberapa komoditas pertanian seperti ubi, jagung, kacang, dan padi sudah menjadi bagian dari hidupnya. 

Desa Cikarawang sendiri merupakan salah satu Desa Lingkar Kampus IPB yang menjadi salah satu fokus IPB dalam melakukan kegiatan pengabdian. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB pada bulan Juni 2022 melaksanakan program Wiramuda yang melibatkan berbagai macam stake holder seperti Mahasiswa, Tenaga Ahli, Pedagang, dan  Petani untuk berkolaborasi.

Program Wiramuda adalah program yang membantu Aki Sarja dalam memanfaatkan lahan sempitnya. Ide dasar dari program ini adalah menjalankan skema kolaborasi antar berbagai macam stake holder untuk mendapatkan keuntungan bersama. Saat ini, permintaan dari ubi cilembu sangat tinggi. Pengakuan dari pedagang yang menjalin kolaborasi ini adalah setidaknya dibutuhkan 500 ton ubi cilembu grade A untuk pasar ekspor setiap bulannya. Permintaan inilah yang membuat pedagang ini berani untuk memberikan harga beli ubi cilembu yang cukup tinggi dan stabil. Menanggapi potensi ini ternyata setelah diamati lebih lanjut bahwa ubi cilembu dapat ditanam di dataran rendah dengan catatan produktivitasnya akan berkurang karena suhu di malam hari kurang rendah untuk pertumbuhan optimal ubi cilembu. 

Proses Panen Ubi Cilembu (Dokpri)
Proses Panen Ubi Cilembu (Dokpri)

Kolaborasi ini dilanjutkan dengan memberikan modal dan pendampingan oleh mahasiswa kepada petani. Aki Sarja dan mahasiswa memulai penanaman ubi cilembu pada bulan Juni dan dapat dipanen setelah 4 bulan kemudian yaitu saat bulan Oktober. Input pertanian yang diberikan pada penanaman ini dilakukan secara organik dengan menggunakan pupuk organik sebagai pupuk dasarnya dan pupuk lanjutannya menggunakan pupuk organik cair dan booster berupa hormon tanaman. Saat panen, Aki Sarja mampu memaksimalkan potensi lahannya dengan panen ubi cilembu organik sebanyak 1786 kg  di lahan 2800 meter persegi. Jika grade A dihargai 3000 rupiah/kg maka potensi hasil penjualanya dapat mencapai Rp5.358.000,00 yang didapatkan oleh Aki Sarja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun