Mohon tunggu...
Muhammad IbnuFirdaus
Muhammad IbnuFirdaus Mohon Tunggu... Mahasiswa - @ibnu_firdaus09

ig : @ibnu_firdaus09 facebook : muhammad ibnu firdaus twitter : @frsss62

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Genjot Sektor Perikanan, Mahasiswa KKN Kelompok 43 UIN SAIZU Purwokerto Giatkan Kembali Budidaya Ikan di Desa Yamansari

8 Februari 2024   23:05 Diperbarui: 8 Februari 2024   23:06 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Oleh Yulia Erika

Lebaksiu, Tegal. Linda Fitri - Kamis, 08 Februari 2024 | 10.32 WIB Pemerintah desa Yamansari mendukung program kerja di sektor perikanan oleh KKN UIN SAIZU Purwokerto sebagai upaya peningkatan ketahanan pangan melalui budidaya ikan. Program kerja ini diinisiasi oleh mahasiswa KKN UIN SAIZU Desa Yamansari dengan melihat adanya potensi perairan yang cukup baik di wilayah sekitar desa. "Potensi seperti ini jangan disia-siakan, karena jika dikelola akan menghasilkan banyak manfaat bagi warga sekitar" ujar Manaf selaku ketua pelaksana KKN UIN SAIZU Purwokerto Kelompok 43 Desa Yamansari.

Selain itu, pertanian yang cukup luas juga menjadi salah satu aspek penghasilan di sektor ketahanan pangan bagi sebagian masyarakat desa Yamansari. Koordinator Kelompok Masyarakat Pengawas Desa (Pokmaswas) Yamansari Sudjarwo  mengungkapkan "terimakasih banyak, semoga penebaran benih lele ini dapat bermanfaat untuk masyarakat". Beliau berterimakasih banyak atas perhatian mahasiswa KKN Desa Yamansari karena telah berpartisipasi memanfaatkan salah satu aset desa berupa kolam ikan.

Sebagai bentuk dukungan, kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan Pemerintah desa, LPMD, Pokmaswas, RW serta warga masyarakat setempat. Embung (kolam ikan) yang berlokasi di wilayah RW 03 Desa Yamansari ini memiliki beberapa kolam ikan yang digunakan untuk budidaya dan sebagian yang lain untuk pemancingan.

Sedangkan jenis ikan yang akan dikembangkan kali ini adalah ikan lele "Benih lele tersebut kami beli seukuran ibu jari, lalu kami sebarkan ke embung untuk kemudian dikelola oleh masyarakat setempat," ujar Manaf Kamis (8/2/2024)

Dia menyebutkan alasan mengapa benih lele yang dipilih untuk dibudidayakan seukuran ibu jari, karena ketika benih lele masih berukuran kecil, dikhawatirkan akan rentan mati jika tidak mendapat lerawatan yang intens.

Lele merupakan salah satu komoditas ikan konsumsi yang laku di pasaran. Manaf menegaskan pemerintah desa perlu mengambil peran lebih strategis untuk membantu meningkatkan upaya ketahanan pangan, terutama di sektor perikanan sebagai pemanfaatan aset desa, agar masyarakat bisa merasakan manfaatnya. Apalagi mengingat aliran sungai yang membentang di sekitar embung. Untuk itu, perlu untuk memikirkan bagaimana program-program dari Pemdes agar bisa mendukung ekonomi masyarakat terkait upaya ketahanan pangan. "Kami berharap upaya ketahanan pangan yang kami inisiasi mampu menumbuhkan kesadaran akan adanya aset desa berupa kolam ikan yang didukung oleh potensi air yang melimpah," harap Manaf.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun