Setiap hari kerja, saya melewati jalan Poros Maros-Bone dari Kampung Tapieng sampai di Pakalu. Saya melihat beberapa Pabrik Penggilingan padi tutup, tidak beroperasi lagi. Salah satunya adalah Pabrik Penggilingan padi yang ada di Majanang.Â
Mengapa tutup? padahal lokasinya sangat strategis. Dekat dengan sawah yang luas, penghasil padi, bahkan boleh dikatakan berlokasi di daerah lumbung padi.
 Setelah saya pelajari dan saya lihat-lihat memang bukan hanya Pabrik Penggilingan padi di Majanang saja, tapi tampaknya juga Pabbrik Penggilingan padi di tempat yang lain juga mengalami nasib yang sama.
Setelah saya pelajari dan saya amati, memang ada persaingan yang cukup ketat. Pesaingnya adalah penggiling padi keliling. Para pengusaha penggilingan padi keliling, membawa mobil opencup beserta mesin penggilingnya. Biasanya pekerjanya dua orang yakni sopir dan salah satu kernetnya.Â
Mobil yang berisi mesin penggilingan padi berkeliling dari lorong ke lorong. dari rumah ke rumah. Mereka memasarkan jasanya melalui online. Pemilik padi yang mau digiling padinya merasa tertolong dengan adanya mobil penggiling padi keliling.Â
Mereka tidak perlu mengeluarkan biaya transfort untuk mengangkut gabahnya/padinya ke pabrik.
Dahulu sebelum ada pengusaha penggilingan padi secara keliling, pabrik penggilingan padi lumayan penghasilannya. Selain mendapat tambahan kulit padi, biasanya juga mendapat bekatul.Â
Namun dengan adanya mobil penggiling padi keliling maka pemilik gabah atau padi, selain gabahnya cepat digiling, mereka juga tetap mendapat kulit padinya beserta bekatulnya. Pemilik mobil penggilingan padi keliling juga mau membeli beras dan mau menjual beras. Demikian pula mereka mau membeli bekatul dan menjual bekatul yang lebih murah dari pada di pabrik penggilingan padi yang tidak keliling.Â
Maka jika pemilik pabrik penggilingan gabah/padi kurang kreatif maka usahanya akan segera tutup, seperti yang terjadi pada beberapa pabrik penggilingan padi yang ada di beberapa tempat di Maros. bagaimana situasi pabrik penggilingan padi di daerah anda ? Salam literasi (IM)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H