Musim kemarau saat ini yang cukup panas, membuat M Saleh warga Kecamatan Tanralili cari uang dengan berjualan es potong. Bahannya cuma sederhana yakni : tape singkong, es batu, sirup DHT, dan air tape.Â
Alat yang digunakan pun cukup sederhana yaitu : sepeda, tempat es balok yang mereka rakit sendiri, penggosok es balok juga ia rakit sendiri serta tempat tape singkong, yach bisa ember.Â
M Saleh mengayuh sepedanya dengan membawa jualannya keliling mulai dari rumahnya di Kecamatan Tanralili lalu menuju Kecamatan Turikale, kemudian ke arah jalan Poros Maros -Bone ke Kecamatan Bantimurung akhirnya kembali ke rumahnya.Â
Tut-tut-tut, begitu selalu dibunyikan sambil mengayuh sepedanya. Beberapa orang mendengar langsung memanggil dan membeli, termasuk saya dan keluarga. Kalau siang menunggu penjual es poteng yang lewat.Â
Lima ribu rupiah sudah dapat tiga potong tape singkong yang lengkap dengan es yang diberi sirup. Segar rasanya diminum pada siang hari yang panas musim kemarau tahun ini.Â
Ketika kutanya berapa modalnya dipakai jualan, ia menjawab sekitar Rp 125.000,-Untuk membeli bahan es batu, sirup dan biaya membuat tape singkong. Dengan modal itu dalam sehari, ia kadang memperoleh pemasukan sekitar Rp 300.000,- /hari, yach lumayan dapat untung Sekitar Rp 175.000,-/hari di musim kemarau.Â
Saat musim hujan M Saleh berjualan sayur keliling dengan rute yang sama menggunakan mobil opencup. Hasilnya perhari hampir sama katanya. Demikian sahabat literasi ternyata banyak cara cari uang. Asal kita mau berusaha Tuhan Yang Kuasalah yang menentukan rezki kita.Â
Oh iya ada pendapat dari teman yang suka juga beli es poteng, tapi yang ia beli hanya tape singkong dan esnya, nanti sirupnya dia beli sendiri dengan sirup yang lebih bagus. Karena sirup yang M Saleh pakai kurang bagus, Salam literasi (IM) )Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H