Mohon tunggu...
Ibnu Muslim.
Ibnu Muslim. Mohon Tunggu... Guru - Kepala keluarga

Kepala sekolah

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Panen Raya Padi di Kampung Tapieng

20 Agustus 2022   16:16 Diperbarui: 20 Agustus 2022   16:26 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sabtu 20 Agustus 2022 penulis keluar rumah menuju ke sawah yang berada persis di belakang rumah. Terlihat mesin pemotong padi sedang dijalankan oleh seorang operator dibantu seorang petani memotong padi. Ini pertanda sepertinya di kampung ini tak terdampak krisis pangan akibat covid-19. 

Namun sebenarnya apa yang terjadi ? Sejak beberapa tahun lalu setiap panen padi petani mengundang pemilik mesin potong padi untuk memanen padinya. Akibatnya ada sebagian masyarakat yang diuntungkan, disisi lain banyak masyarakat yang tadinya mengandalkan mendapatkan makanan setiap musim panen hal ini tidak terjadi lagi. 

Banyak masyarakat yang biasanya buruh potong padi menjadi pengangguran di saat panen tiba. Ini bagian dari dampak pemanfaatan teknologi.

Secara ekonomi pemilik sawah dan pekerja sawah diuntungkan jika memanen padi menggunakan mesin pemotong padi. Namun kaum buruh yang tidak punya sawah dan sering bekerja secara musiman menjadi buruh potong padi menjadi tak berpenghasilan. sepuluh karung padi yang berhasil dikerjakan oleh operator mesin pemotong padi satu bagian miliknya. 

Jika dipanen secara manual sembilan karung padi yang dihasilkan oleh kaum buruh potong padi maka sat bagian miliknya. Atau 90 kg padi yang dihasilkan oleh kaum buruh potong padi manual maka 10 kg adalah menjadi rejekinya. Biaya ongkos potong padi pakai mesin 10 : 1 sedangkan kalau dipanen manual 9:1.

Hal ini perlu juga dipikirkan oleh pengambil kebijakan di negeri ini bagaimana mengatasi penganguguran akibat penggunaan teknologi mesin potong padi. Secara umum swasembada pangan tidak pernah alpa menyumbang stok pangan nasional dari kampung ini. 

Biasanya dimusim panen raya ratusan buruh turun kesawah untuk beramai ramai potong padi tapi setelah ada mesin hanya terlihat 3 orang saja. Bisakah kaum buruh potong padi secara manual ini disubsidi. 

Mudah-mudahan mereka terjaring dalam jaring pengaman sosial. Berikut ini deru mesin potong padi yang dijalankan operator di hamparan sawah di Kampung Tapieng Keluruahan Boribelaya Kecamatan Turikale kabupaten Maros Propinsi Sulawesi Selatan  link youtube : 
(Ibnu Muslim)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun