Mohon tunggu...
Farid Aan M Bajuri
Farid Aan M Bajuri Mohon Tunggu... -

Pacaran = Mesranya dosa, ongkosnya sia-sia. Duh duh

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hukum Isbal dalam Islam

21 Februari 2016   19:39 Diperbarui: 21 Februari 2016   20:26 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

"Kain yang berada di bawah mati kaki itu berada dalam neraka." (HR. Al-Bukhari)

"Tiga orang yang bakal tidak akan diajak bicara oleh Allah pada hari kiamat, Allah tidak akan melihat dan menyucikan mereka, dan bagi mereka adzab yang pedih." Abu Dzar berkata, "Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam membacanya sebanyak tiga kali". Abu Dzar berkata, "Kecewa benar mereka dan sangat merugi. Siapakah mereka itu ya Rasulallah?" Beliau menjawab, "Yaitu orang yang menurunkan kain di bawah mata kaki (musbil), orang yang suka menyebut-nyebut pemberiannya (al-Mannan), dan orang yang menjual barang dagangannya dengan sumpah palsu." (HR. Al-Bukhari)

"Karena ia shalat dengan memakai kain sampai di bawah mata kaki; Sesungguhnya Allah tidak akan menerima shalat seseorang yang memakai kain sampai di bawah mata kaki." (HR. Abu Dawud dengan isnad Shahih sesuai syarat Muslim)

Dari sini kita jangan kaku dalam menyikapinya. Yang diatas mata kaki itu benar adanya. Namun yang sudah melakukan hal itu jangan mencaci orang yang belum melaksanakan. Sudah ada tuntunan masing-masing. Yang tidak melakukan demikian jangan mencaci kepada yang sudah menaikkan diatas mata kaki. Itu sunnah datangnya dari Rasul. Jangan dicaci juga. Sama saja mencaci Rasul secara tidak langsung. Ambil garis tengah saja. Yang melakukan silahkan, yang tidak juga monggo.

Namun jika isbal di hari akhir nanti dipermasalahkan dan kita yang tidak mengikuti sunnatullah tidak dipandang oleh Allah, apakah kita bisa mengulang waktu untuk tidak isbal ketika semasa hidup?

"Dan barang siapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasinya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahanam, dan Jahanam itu seburuk-buruk tempat kembali." (QS. Al-Nisa': 115)

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكاَتُهُ

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun