Penulis : Ibmelia Azmi
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Islam Riau
Awal tahun 2020, seluruh tingkatan pendidikan di Indonesia mulai meliburkan kegiatan belajar secara tatap muka, hal ini dikarenakan adanya suatu wabah virus yang sedang melanda dunia, yakni virus Covid-19 yang masih terus menyebar dan menjangkiti orang-orang hingga saat ini.Â
Sehingga tentunya dunia pendidikan kita pun dalam keadaan yang tidak baik. Sudah hampir dua tahun pun sekolah tidak beraktivitas seperti biasanya. Karena keadaan yang darurat ini, pemerintah akhirnya mengambil tindakan yang dilakukan untuk pencegahan penularan virus tersebu, yakni dengan diberlakukannya proses pembelajaran didalam jaringan atau Daring (online).
Dengan adanya ketentuan tersebut, alhasil mengharuskan sekolah beserta guru-guru untuk menyampaikan materi kepada siswa melalui handphone, laptop dan alat-alat elektronik lainnya dan dengan tambahan jaringan koneksi internet. Karena kondisi tersebut, tentunya berdampak pada guru yang harus menyampaikan materi menggunakan media pembelajaran video atau audio sebagai penunjang proses pembelajaran.
Namun, keadaan guru yang masih terbilang belum menguasai alat elektronik secara baik, menjadi sebuah kendala bagi guru dalam penggunaan media pembelajaran dan menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Sehingga guru hanya menggunakan aplikasi seperti WhatsApp sebagai sarana penyampaian tugas yang harus dikerjakan oleh siswa.
Siswa pun hanya dituntut untuk membuat tugas tanpa mengerti isi dari materi, siswa hanya mengandalkan internet untuk menyelesaikan tugas ketimbang membaca buku, dan tentunya berdampak pada perkembangan pendidikan pada siswa yang kurang optimal. Contohnya saja siswa yang sudah dikelas tinggi masih terbata-bata saat membaca dan mulai lupa cara berhitung.
Jadi, kondisi belajar berikut dengan kendala-kendala yang muncul pada proses pembelajaran saat ini menjadi hal yang penting untuk mendapat perhatian dalam dunia pendidikan saat ini. Selama ini pembelajaran jarak jauh atau daring hanyalah sebagai konsep namun kurang efektif jika dijadikan proses utama dalam jalannya sebuah pembelajaran. Namun tentu nya pendidikan dengan teknologi tidak bisa dipisahkan satu sama lain.
Perlu diketahui bahwa pembelajaran jarak jauh bukanlah sebuah metode untuk mengubah belajar tatap muka dengan aplikasi digital semata, dan bukan pula untuk membebani siswa dengan segudang tugas yang bertumpuk. Namun dengan adanya pemanfaatan teknologi dalam proses pembelajaran saat ini, diharapkan mampu membuat siswa menjadi lebih aktif dan kreatif dalam pembelajaran, mampu menghasilkan sebuah karya, menambah wawasan dan pengetahuan nya.
Dengan kondisi pembelajaran yang terbatas saat ini, bukan berarti menjadi membuat kita hanya pasrah dan terpaku tanpa inovasi. Sekolah dan guru harus terus berinovasi menemukan metode-metode pembelajaran yang menarik agar pembelajaran tersampaikan dengan baik dan sesuai dengan target tujuan pendidikan yang sudah direncanakan. Ada banyak metode-metode pembelajaran yang bisa guru gunakan untuk membuat pembelajaran menjadi menyenangkan. Seperti misalnya metode pembelajaran Hybrid.
Cara belajar metode hybrid ini merupakan kombinasi atau gabungan antara pembelajaran secara daring dengan tatap muka. Tetapi kepastian resmi penggunaan model ini masih harus menunggu situasi covid-19 lebih terkendali dahulu. Namun sebagai uji coba, model hybrid akan diimplementasikan di daerah-daerah dengan status zona hijau. Dan penggunaan model pembelajaran ini pun masih belum aman dan disetujui di daerah-daerah yang tingkat penyebaran virusnya masih terdata tinggi.