Sistem moneter internasional adalah sekumpulan konvensi dan aturan yang mengatur perdagangan, pemindahan kapital, dan investasi antar negara. Aturan-aturan yang terdapat pada sistem moneter internasional mengatur bagaimana nilai tukar, manajemen makroekonomi, dan cara pembayaran antar negara bekerja. Sistem moneter internasional terdiri atas bank sentral dan komersial, institusi finansial internasional, dan juga money market fund.
 Sistem moneter internasional itu sendiri adalah suatu sistem yang bekerja pada skala global di dunia finansial. Di dalamnya terdapat investor, perusahaan multinasional, dan institusi finansial. Sistem moneter internasional mengatur kerangka sistem yang menentukan nilai tukar mata uang, pembayaran internasional, dan pemindahan kapital antara negara dengan mata uang berbeda. Internasional Monetary Fund (IMF) memiliki hak khusus untuk mengawasi aturan-aturan yang mengatur kegiatan perdagangan jasa, produk, dan pemindahan kapital yang telah disepakati antara negara-negara tersebut.Â
Dalam kegaitannya, negara-negara anggota dalam sistem moneter internasional memiliki kewajiban untuk menciptakan kebijakan ekonomi dan finansial yang memfasilitasi kondisi ekonomi dan finansial yang bertujuan untuk meningkatkan perkembangan ekonomi dengan menjaga kestabilan harga.
Negara-negara anggota harus bekerja aktif dalam membangun suatu sistem yang membantu menghindari manipulasi atau gangguan nilai tukar dan terus mengembangkan kebijakan nilai tukar yang mempermudah perkembangan dan kestabilan ekonomi global. Selain fokus pada nilai tukar, sistem moneter internasional juga mencari cara untuk menciptakan kestabilan eksternal melalui sistem pembayaran yang stabil yang menghilangkan nilai kurs tukar yang tidak terkendali.
Pada dasarnya IMF merupakan organisasi multilateral, hal ini dapat dilihat dari kebijakan dan aturan-aturannya yang berusaha membantu beroperasinya sistem moneter internasional. Walaupun dengan semua jangkauan yang dimiliki IMF dalam banyak sektor, dan juga usaha-usaha IMF untuk dapat menyelesaikan masalah-masalah global seperti kemiskian, harus tetap diingat bahwa IMF itu sendiri tidak memiliki kekuatan untuk mengendalikan sistem moneter internasional.
Dalam sejarahnya, sistem moneter internasional telah melalui 4 perubahan besar. Perubahan-perubahan yang terjadi kepada sistem moneter internasional itu sendiri terjadi karena dunia yang melewati banyak perubahan. Perubahan-perubahan terhadap sistem moneter internasional yang dibagi menjadi 4 itu adalah standar emas, periode antar perang dunia, Persetujuan Bretton Woods, dan Perjanjian Jamaika.
Standar emas yang berlangsung dari permulaan tahun 1800 hingga awal 1900an adalah sistem moneter yang memiliki negara-negara mendasarkan nilai mata uang mereka dengan emas. Nilai pertukaran yang terdapat pada saat itu juga sudah ditentukan. Seperti bagaimana 1 ons emas sama dengan $20. Sistem ini dengan nilai tukar yang sudah ditentukan juga membuat emas dan mata uang suatu negara mudah untuk ditukarkan. Pada masa standar emas, banyak negara menggunakan sistemnya, dengan Amerika Serikat sebagai contoh terbesar.
Kemudian perang dunia terjadi. Pada masa perang dunia, banyak negara mengalami ketidakstabilan ekonomi dan politik. Ketidakstabilan ini tentunya juga mencapai tingkat internasional. Banyak negara yang mengalami kerusakan kemudian ingin melakukan pembangunan kembali akibat perang yang terjadi. Untuk membangun kembali, banyak negara mengdevaluasi nilai mata uang mereka untuk melakukan kegiatan ekspor. Pada masa ini juga terdapat banyak ketidakstabilan nilai tukar mata uang.
Setelah melalui dua perang dunia yang berbeda, banyak negara di dunia yang susah dalam membangun kembali negaranya akibat kerusakan-kerusakan yang dialaminya. Melihat kondisi dunia, pada tahun 1944, diadakannya konferensi di Bretton Woods, New Hampshire yang bertujuan untuk menciptakan sistem moneter internasional yang baru. Konferesi Bretton Woods akhirnya menghasilkan sistem nilai tukar yang didasarkan oleh dollar. Dengan sistem ini, dollar Amerika Serikat yang didukung oleh simpanan emas. Negara-negara lain hanya perlu menetapkan mata uang mereka terhadap dollar Amerika Serikat, dan membuat nilai konversi menjadi minimal.
Namun pada tahun 1971, krisis ekonomi terjadi. Nilai inflasi dan defisit yang terjadi di Amerika Serikat membuat bank sentral Amerika Serikat untuk meminta Presiden Nixon untuk memberhentikan penjualan emas. Hal ini membuat sistem yang dihasilkan dari konferensi Bretton Woods tumbang. Hal ini membuat dunia untuk menerima sistem ekonomi global dengan sistem mengambang, nilai tukar yang lebih fleksibel. Emas tidak lagi menjadi aset cadangan yang digunakan. Hal ini disetujua pada konvensi Jamaika. Dan dengan demikian, menggunakan sistem mengambang, mata uang pun dipengaruhi oleh aturan supply and demand.
Kemudian, bagimana sistem kurs mengambang mempengaruhi perekonomian sekarang. Apa saja keuntungan dan kerugian dari sistem kurs mengambang ini. Keuntungan dari kurs mengambang yang sejak perjanjian Jamaika hingga sekarang di antaranya adalah fleksibilitas yang memungkinkan lebih mudah penyesuaian jika terjadi masalah, bank sentral yang tidak harus memelihara cadangan internasional dengan lebih teliti untuk mempertahankan kurs, keuntungan yang lebih besar bagi negara karena kebijakan perdaganan yang ringan memudahkan kegiatan pasar, dan pasar yang lebih efisien.Â