Banyak orang jatuh karena tidak menguasai diri, banyak anak muda yang tidak menguasai diri, bahkan yang diharapkan dari seorang Petanding adalah Penguasaan diri sebagai bagian dari disiplin diri dalam meraih mahkota kemenangan. Jika seorang atlet tidak menguasai diri dalam menggunakan waktu atau sembarang mengkonsumsi makanan tidak sehat bagi kekuatan otot-ototnya, maka tentulah sang atlet tersebut ketika bertanding akan kalah atau tumbang.
Demikian juga halnya bahwa:
"Banyak pemimpim yang jatuh karena tidak menguasai diri".
Menguasai diri bukan hal yang gampang dan bukan juga hal yang mustahil. Banyak orang gagal menguasai diri oleh karena desakan dari orang lain, masukan-masukan dari orang sekitar yakni orang yang lebih berpengaruh dsb.
Penguasaan diri seorang pemimpin adalah penting. Jika tidak maka pemimpin tersebut akan sulit membuat keputusan-keputusan/kebijakan-kebijakan tertentu yangberkaitan dengan kebaikan hidup yang dimpimpinnya. Tidak masalah seorang pemimpin jika mendengarkan banyak masukan dari berbagai pihak, tapi bukan berarti pemimpin tersebut wajib terpengaruh. Pemimpin tetaplah bijaksana, tenang dan membuat keputusan dengan sebaik mungkin. Di Indonesia banyak para pejabat (pemimpin) yang korupsi karena tidak menguasai diri dan cenderung dikuasai oleh nafsu dan godaan atau hasutan dari pihat tertentu tanpa berpikir matang dan penuh kehati-hatian. Banyak pula Para pemimpin terseret dalam perzinahan, perselingkuhan oleh karena tidak sanggup menguasai diri. Penguasaan diri terbangun dalam sebuah keutuhan karakter yang murni disertai dengan takut akan Tuhan. Situasi politik saat sekarang ini cenderung sangat mempengaruhi kehidupan para pembuat kebijakan maupun keputusan oleh karena banyak kepentingan yang saling menarik satu dengan lain pihak.
Kita berharap para pemimpin di negeri ini selalu mawas diri dan menguasai diri dalam segala hal baik dalam berinterkasi dengan pihal lain atau dalam hal membuat keputusan/kebijakan tertentu sehingga dampak positif dapat dirasakan oleh banyak orang/masyarakat.
Sekian, terimakasih!
IBERIA GEA
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H