Mohon tunggu...
Ibnu Rasyid
Ibnu Rasyid Mohon Tunggu... -

Aku Sering Di Panggil Ibe', Tinggal Di Kel.Lalolang, Kec.Tanete Rilau, Kab.Barru. Jika Kalian Memikirkan Tentang Bagaimana Saya, Maka Begitulah Saya :D...

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Pengakuan Seorang Pendosa

23 Oktober 2014   20:38 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:59 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat semuanya tertidur lelap. Tiba-tiba mata ini terbuka, perasaan khawatir menyelimuti diri ini seraya itu sesuatu hal yang nyata yang akan terjadi nantinya. Air mata menetes mengingat hal itu... Tetes demi tetes menjadi salah satu saksi.
Hamba hanya manusia yang penuh dosa penuh dengan dosa Hamba ingin sekali mendekatkan diri kepadamu Wahai Tuhanku Hamba sadar atas apa yang Hamba lakukan bukan pahala yang Hamba cari dan bukan ke Ridho-Mu yang Hamba dasari melainkan dosa dan kesenangan dunia yang semata.
Hamba mohon ampun atas apa yang hamba lakukan selama ini tapi diri ini merasa malu ketika Hamba memohon, ketika hamba merasakan kesenangan dunia pikiran dan hati ini lupa akan siapa engkau Ya Allah dan ketika Hamba merasakan kesusahan, penderitaan Hamba baru sadar siapa engkau Ya Allah, wahai Tuhanku.
Ampunilah Hamba yang penuh dosa ini Wahai Tuhanku.
Hamba sadar akan diri Hamba.
Hamba berlumuran dosa-dosa besar.
Dosa hamba setara atau bahkan lebih dari apa yang Hamba pikirkan.
Apakah Hamba pantas dapat ampunanmu Ya Allah ?
Atau...
Hamba hanya pantas dapat Azabmu Ya Allah ?
Wahai Tuhanku... Ya Allah yang Maha Mulia.
Ampunilah dan terimalah taubat Hamba Ya Allah.
Hanya kepadamulah Hamba memohon.
Hanya kepadamulah Hamba bertaubat.
Engkaulah yang dapat melakukannya Ya Allah.
Tiada Tuhan selain engkau Ya Allah.
Hanya engkaulah Ya Allah yang dapat mengampuni Hamba.
Jika tidak...
Kepada siapa lagi Hamba memohon ampunan.
Kalau bukan kepada engkau Tuhanku Ya Allah...
Hanya engkau Ya Allah... Ya Allah... Ya Allah...

Pikiran dan ingatan menjadi saksi akan apa yang terjadi pada hamba, mata dan tetesan air mata menjadi saksi akan dosa-dosa Hamba, Mulut dan makhluk yang mendengarnya akan jadi saksi pengakuanku kepada Tuhanku yang Maha Mulia.
Mimpi, tragedi hidup, dan diri ini menjadi bukti bahwa ketika diri ini dilanda penderitaan baik itu lahiriyah maupun bathiniyah dengan seketika hati dan pikiran langsung mengingat kepada Allah yang Maha Mulia dan dimulailah pendekatan kepada Allah.
Menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun