Mohon tunggu...
Iben Nuriska
Iben Nuriska Mohon Tunggu... -

(bukan) seorang suami dari istrinya. (bukan) seorang ayah di anak-anaknya. sedang belajar dari sekolah kehidupan. menulis menjadi kesenangan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aku dan Derita, Suatu Hari…

28 Mei 2012   09:26 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:41 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth



Diulurnya tangan seperti biasa. Ini kali ke entah ia lakukan. Dan kali pertama aku menyambutnya. Kami berjabat tangan. "Derita," senyumnya cerah.

Kami mulai bercerita. Tentang apa saja. Terasa sangat akrab. Seperti dua karib, galib. Bersama-sama kemana-mana.

Lelah cerita kami pun bernyanyi. Seirama angin dan burung berkicau. Desir ombak di raga pasir.

Kami berlari. Memecah buih. Mengejar ombak pulang ke ibu laut. "Kejarlah sejauh kau sampai," jeritnya. "Lenyapkan segala nyeri yang mengantarmu kemari."

"Lihat di sana," tunjuknya pada seseorang di punggung karang. Kedua kakinya menekuk. Dadanya merapat paha. Dagu menindih lutut. Dan tangan melingkar di tengkuk. "Dia temanku. Orang-orang menyangka aku musuhnya. Namanya Bahagia."

"Lihatlah," tunjuknya sekali lagi. "Begitu sepi kala sendiri."

rumahkata, 280512

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun