Mohon tunggu...
IBee Martin
IBee Martin Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Peran Keluarga Terhadap Pendidikan Anak di Era Milenial

15 Agustus 2018   22:56 Diperbarui: 16 Agustus 2018   00:16 3144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Anak anak yang belajar pada suatu satuan pendidikan secara otomatis menjadi tanggung jawab keluarga. Keluarga berperan sebagai alat kontrol terhadap pendidikan anak-anak. Banyak kasus terjadi dalam proses pendidikan seorang anak ketika keluarga sebatas "menitipkan " anak-anak mereka untuk dididik oleh para guru di sebuah sekolah. Sekolah bukanlah tempat penitipan anak. Sekolah adalah lembaga yang memiliki peran untuk mendidik dan mencerdaskan bangsa. Paradigma seperti ini kadang kurang dipahami oleh keluarga yang seharusnya berkewajiban membantu lembaga pendidikan untuk peningkatan kecerdasan anak-anak mereka di sekolah.

Dukungan orang tua memberi penguatan mental dan kasih sayang kepada anak-anak dalam menempuh pendidikan di sekolah. Peran keluarga juga penting untuk memfiltrasi pengaruh buruk yang dihadapi oleh anak ketika berada di luar rumah.

Menurut Kepala SDN 1 Mamuju, Hj. Suharni, S.Pd, M.Pd yang saya wawancarai pada tanggal 28 Juli 2018 lalu mengatakan bahwa sejauh ini pihaknya selalu melibatkan para orang tua siswa dalam berbagai kegiatan sekolah terutama kegiatan pembentukan karakter siswa, laporan hasil perkembangan akademik, dan sosialisasi mengenai peraturan-peraturan sekolah yang harus diketahui terutama para siswa baru. Suharni menjelaskan, ia selaku kepala sekolah selalu berkoordinasi dengan komite sekolah untuk merangkul para orang tua siswa baru, memberi penjelasan mengenai perkembangan dan peningkatan kinerja guru serta hasil evaluasi peserta didik baik dari segi kognitif, afektif dan psikomotorik.

Secara konkret, keluarga dalam hal ini para orang tua memiliki peran aktif terhadap perkembangan anak-anak dalam dunia pendidikan yang saya jabarkan secara rinci sebagai berikut:

A. Orang Tua sebagai Perencana pendidikan anak

Tugas mendidik anak yang diemban para orang tua tidak hanya terbatas pada pemenuhan hak-hak dasar anak namun juga mencakup perencanaan pendidikan anak dalam jangka waktu panjang. Sebagai perencana Pendidikan anak, orang tua mempersiapkan dana pendikan anak sebagai modal awal untuk investasi ilmu anak-anak di masa depan. Dana pendidikan dipersiapkan bisa dengan cara menabung atau bisa mengikuti program asuransi pendidikan anak secara berjangka.

Pada tingkat satuan pendidikan SMP dan SMA atau SMK, peran orang tua dibutuhkan untuk memilih jurusan, program atau sekolah favorit bagi anak-anak. Namun pada level ini, beberapa anak sudah cukup mampu untuk memilih sendiri sekolah yang disukainya. Peran orang tua terus berlanjut sampai anak-anak mandiri dan mampu untuk berdikari dan mengurus nasib dan masa depannya sendiri.

B. Orang Tua sebagai pengawas pendidikan anak

Orang tua harus mengawasi keberlangsungan pendidikan anak secara terus menerus. Laporan pendidikan yang diterima setiap semester juga harus diperiksa secara teliti untuk  memastikan bahwa anak-anak telah mencapai hasil yang maksimal dalam pelajaran di sekolah. Disisi lain, orang tua juga harus cerdas melihat jika prestasi anak dii sekolah belum maksimal, bisa saja perhatian mereka teralihkan pada hal-hal lain seperti terlalu sering bermain games online pada gadget yang mereka miliki.

C. Orang Tua sebagai Guru kedua di rumah.

Guru mentransferkan ilmu kepada siswa di sekolah, sementara dirumah, para orang tua mengajarkan cinta kasih, pembentukan karakter, norma-norma, tata krama, dan nilai-nilai. Orang tua adalah guru kedua yang tidak hanya mengawasi anak pergi dan pulang sekolah tetapi berada tepat disisi anaknya di kala mereka membutuhkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun