Pada kali ini kita berbagi praktek baik untuk mampu membuat Jurnal Refleksi. Bagaimana membuatnya dan untuk apa?. Kegiatan yang akan dibuat Jurnal Refleksi tentang Modul 3.3 Program yang berdampak positif pada murid, pada kegiatan Calon Guru Penggerak di Angkatan 6. Model penulisan jurnal refleksi yang digunakan : Description (pengalaman), examination (analisa), dan articulation learning (penerapan).
Untuk lebih menarik dan mau membuatnya, kita mengetahui terlebih dahulu topik, materi, kegiatan yang dapat berkembang sehingga mudah untuk dijabarkan dalam refleksi.
Membuat jurnal refleksi merupakan salahsatu elemen kunci pengembangan keprofesian karena kita harus mampu mengaitkan teori dan praktek dan untuk mengevaluasi sebuah topik secara kritis. Menulis jurnal secara rutin akan memberi jeda pada praktisi, apakah kegiatannya sudah sesuai dan bagaimana untuk mengembangkan programnya.
Pertama  yaitu : Deskription atau kita sebut juga pengalaman. Pengalaman unik, karena berbeda dari yang sebelumnya. Membuat program ternyata mengambil dari permaslahan yang dirasa perlu dibuat program yang mengembangkan kepemimpinan murid dan yang memberikan ide/usulan bukan guru namun muridlah yang menyuarakan (voice), memilih (choice) dan kepemilikan (ownership).Â
Program yang dibuat berlandaskan pada pemikiran KHD, aset, 7 lingkungan, profil pelajar pancasila. Kalau dalam Prakarsa perubahan semua elemen itu rerserap maka luarbiasa akan semakin baik program yang berpihak kepada murid.
Kedua, examination yaitu analisa. Program yang sudah dibuat dengan prakarsa perubahan dan dituangkan dengan cara BAGJA akan semakin memudahkan untuk mempetakan pada asetnya, Â lingkungan yang akan menjadi prioritas pada pengembangannya, yang semuanya berdampak pada murid.
Kepemimpinan murid (student agency) inilah yang akan dicapai dimana program yang dibuat berdampak pada murid. Muridlah yang berperan aktif, dari VCO (Voice, Choice, Ownership) menjadi ruang untuk murid berperan aktif.Â
Ketiga, Articulation of learning, yaitu bagaimana penerapan pada pembelajarn terus diaplikasikan dengan baik dalam membuat program yang selaras. Program yang berdampak pada murid dapat diciptakan di intrakurikuler, kokurikuler, ekstrakurikuler, semakin terasah kompetensi pada bagaimana program tersebut menghasilkan meskipun kecil ataupun sederhana tetapi terus berkelanjutan dan pada akhirnya menjadi besar dampak ke orang banyak, luarbiasa. Semoga pada program gerakan 1000 membaca ini tercapai gemilang.
Demikian pemaparan jurnal refleksi, semoga bermanfaat dan selamat mencoba.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H