Mohon tunggu...
Ibal Lukman Aldi
Ibal Lukman Aldi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Undergraduate International Relations Student

Driven and results-oriented person with a passion for innovation and a commitment to excellence

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Relevansi Film Hotel Rwanda dengan Ilmu Hubungan Internasional

30 Juli 2024   10:31 Diperbarui: 30 Juli 2024   10:37 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alur Cerita Film

Hotel Rwanda mengisahkan peristiwa tragis yang terjadi selama Genosida Rwanda pada tahun 1994, melalui perspektif Paul Rusesabagina. Paul adalah manajer Hotel des Mille Collines di Kigali, Rwanda. Ketika ketegangan etnis antara Hutu dan Tutsi meledak menjadi kekerasan brutal, Paul, seorang Hutu, menemukan dirinya terjebak dalam situasi yang mengerikan. Istrinya, Tatiana, adalah seorang Tutsi, dan keluarga mereka segera menjadi target dari milisi Hutu yang kejam.

Menggunakan jaringan kontaknya yang luas dan kemampuan diplomasi yang luar biasa, Paul mulai menyuap pejabat milisi dan menggunakan hotelnya sebagai tempat perlindungan bagi para pengungsi Tutsi. Sementara itu, organisasi internasional, termasuk PBB yang diwakili oleh Colonel Oliver, tampak tidak berdaya karena kekurangan mandat yang kuat untuk campur tangan secara efektif.

Seiring berjalannya waktu, jumlah pengungsi yang berlindung di hotel terus bertambah, mencapai lebih dari seribu orang. Paul harus menghadapi tantangan yang semakin besar untuk mempertahankan keselamatan mereka, menghadapi ancaman dari milisi yang semakin agresif, dan menghadapi kenyataan pahit bahwa bantuan internasional mungkin tidak akan datang. Dengan kecerdikan dan keberaniannya, Paul berhasil menjaga keselamatan banyak orang hingga akhir genosida, meskipun dengan pengorbanan dan risiko besar.

Film ini berakhir dengan adegan yang menggambarkan upaya evakuasi para pengungsi dari hotel ke tempat yang lebih aman, serta menunjukkan pemandangan menyedihkan dari kehancuran dan trauma yang ditinggalkan oleh genosida. Hotel Rwanda menyajikan potret heroisme di tengah tragedi, sekaligus kritik tajam terhadap kegagalan dunia internasional dalam mencegah bencana kemanusiaan tersebut.

Magic Studio Canva
Magic Studio Canva

Relevansi Film dengan Ilmu Hubungan Internasional, Terkhusus Hubungan Internasional Kawasan Timur Tengah dan Afrika

Film Hotel Rwanda sangat relevan dengan studi Ilmu Hubungan Internasional, khususnya dalam mata kuliah Hubungan Internasional Timur Tengah dan Afrika, karena memberikan gambaran yang jelas tentang berbagai aspek yang sering menjadi fokus dalam analisis akademis dan praktis dalam bidang ini. Film ini mengangkat peristiwa genosida di Rwanda pada tahun 1994, di mana sekitar 800.000 orang Tutsi dan Hutu moderat dibantai oleh milisi Hutu ekstremis. Genosida ini terjadi akibat ketegangan etnis yang telah lama ada antara kelompok Hutu dan Tutsi, yang semakin diperburuk oleh sejarah panjang kolonialisme Belgia yang memperkuat perpecahan etnis melalui kebijakan diskriminatif.

Sejarah kolonial sering kali menjadi landasan penting dalam memahami pembentukan identitas nasional dan konflik internal di negara-negara Afrika. Kolonialisme Belgia di Rwanda, misalnya, memperkuat perpecahan etnis antara Hutu dan Tutsi melalui kebijakan administratif yang diskriminatif dan pembagian kekuasaan yang tidak adil. Selama periode kolonial, Belgia menerapkan sistem identifikasi etnis yang mengkategorikan penduduk berdasarkan karakteristik yang dianggap penting, seperti jumlah ternak yang dimiliki dan ciri fisik tertentu. Hal ini memperdalam jurang pemisah antara Hutu dan Tutsi, menciptakan ketegangan yang bertahan hingga setelah kemerdekaan Rwanda pada tahun 1962.

Dalam konteks mata kuliah Hubungan Internasional Timur Tengah dan Afrika, Hotel Rwanda menunjukkan bagaimana warisan kolonial ini menjadi salah satu penyebab utama konflik yang meletus menjadi genosida pada tahun 1994. Ketika pemerintah Rwanda yang dipimpin oleh Hutu ekstremis memulai kampanye kekerasan terhadap Tutsi dan Hutu moderat, sejarah panjang ketidakadilan dan diskriminasi etnis ini memperkuat permusuhan dan mempercepat kekejaman yang terjadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun