Pencapaian pemahaman mengenai cara pengetahuan direpresentasikan dalam otak dan cara aktivitas otak memanifestasikan dirinya dalam pengalaman psikologis adalah salah satu sasaran utama neurosains kognitif (Solso, 2007).
Nah, dalam tulisan kali ini kita akan membahas tentang bagaimana pengetahuan direpresentasikan dalam otak, baik dari pengetahuan secara verbal maupun secara visual. Keduanya memiliki model-model pengorganisasian yang berbeda-beda.
Pertama, pengorganisasian secara verbal (kata-kata) atau semantic (makna dari kata tersebut) merujuk pada cara konsep-konsep diorganisasikan dan dibentuk sebagai sebuah struktur-struktur dalam memori. Model kognitif mengorganisasikan data yang dihasilkan dari pengalaman semantic menjadi teori memori yang komprehensif, yakni mencakup model memori set-teoritik, model pembandingan fitur, model jaringan, dan jaringan-jaringan proposisional.
Model set-teoritik membahas konsep-konsep semantik (semantic concepts). Konsep adalah ide-ide abstrak yang didalamnya memuat kategori-kategoi informasi atau unit-unit pengetahuan. Hal ini melibatkan berbagai memori yang tersimpan dalam otak kita yang beragam konsep. Sebagai contoh, “kucing” bukanlah sebuah konsep, jika kita tidak menggabungkannya dengan kelinci, ayam, tikus, ulat,kambing sehingga dapat menjadi bagian dari konsep “hewan”. Lebih lanjut lagi, unit-unit pengetahuan dapat digabungkan sehingga membentuk konsep yang berbeda pula. Seperti, kucing dapat digabungkan dengan kelinci, burung, dan anjing menjadi konsep “hewan kesayangan” pada umumnya. Dalam model ini, yang menjadi perbedaan dengan model pengelompokan (clustering model) adalah konsep yang direpresentasikannya yang tidak hanya melalui eksemplar atau item-item yang berpadu membentuk konsep tersebut, namun juga melalui atribut atau karakteristik-karakteristik eksemplar itu sendiri. Contohnya, konsep kucing mungkin mencakup nama-nama kucing-anggora, dll- sekaligus mecakup atribut konsep tersebut-mampu mengeong, berkaki empat, memiliki bulu cambang, dan suka tidur.
Model ke dua yakni pembandingan fitur semantic, mengasumsikan sebuah struktur set-teoritik namun membedakan atribut-atribut sebagai atribut penegas (yakni fitur-fitur yang hakiki) dengan fitur-fitur karakteristik (yang bersifat deskriptif dan komplementer). Diasumsikan bahwa validasi konsep cenderung mengutamakan atribut penegas (solso, 2007). Seperti dalam menjawab soalTPA (tes potensi akademik) pada sesi ini contohnya adalah soal “semua kupu-kupu adalah serangga”. Untuk menjawab soal ini biasanya kita akan menggunakan model ke dua ini.
Selanjutnya adalah model jaringan, model ini mengasumsikan bahwa konsep konsep disimpan dalam memori sebagai unit-unit independen yang saling terhubung oleh koneksi yang spesifik dan bermakna (misalanya kupu-kupu adalah serangga). Terdapat pula asumsi tambahan, yakni mengenai pengambilanmemori melalui verifikasi ke dua sasaran dan verifikasi konsep yang berhubungan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H